Rabu, 29 Juni 2011

Rangkuman Filsafat Ilmu

Pengetahuan

Pengetahuan ialah semua yang diketahui. Dilihat dari segi motifnya, pengetahuan diperoleh melalui dua cara : Pertama : Pengetahuan yang diperoleh begitu saja, tanpa niat, tanpa usaha, tampa keingintahuan dan tanpa disengaja. Kedua : Pengetahuan yang didasari motif ingin tahu, diperoleh lewat belajar. Rasa ingin tahu ada pada manusia sejak ia diciptakan dan rasa ingin tahu itu adalah takdir.



Pengetahuan manusia dibagi kepada :

1. Pengetahuan Sains : Objeknya empiris, paradigmanya sains, menggunakan metode ilmiah dan kriterianya rasional-empiris.

2. Pengetahuan Filsafat : Objeknya abstrak-rasional, paradigmanya rasional, menggunakan metode rasional dan kriterianya rasional.

3. Pengetahuan Mistik : Objeknya abstrak supra-rasional, paradigmanya mistik, menggunakan metode latihan/percaya dan kriterianya rasa, iman, logis dan kadang empiris.



Rasional dan Logis

Rasional menurut Kant : kebenaran akal yang dapat diukur dengan hukum alam.

Logis terbagi kepada dua : Pertama : Logis-rasional, yaitu sebagaimana kebenaran rasional. Kedua : Logis-supra-rasional, yaitu pemikiran akal yang kebenarannya mengandalkan argumen.

Logis ialah masuk akal dan logis mencakup rasional dan supra-rasional. Istilah logis bisa dipakai dalam pengertian rasional atau dalam pengertian supra-rasional.

Rasional ialah masuk akal dan sesuai dengan hukum alam. Sedangkan supra-rasional adalah yang masuk akal sekalipun tidak sesuai dengan hiukum alam.



BAB II

PENGETAHUAN SAINS

A. Ontologi Sains

1. Hakikat Sains

Pengetahuan sains adalah pengetahuan rasional dan empiris. Masalah rasional adalah menguji kebenaran hipotesis dengan akal. Apabila mencukupi dari segi kerasionalannya (masuk akal) maka hipotesis itu sah. Maksud rasional adalah adanya hubungan sebab akibat. Masalah empiris adalah dengan menguji hipotesis dengan prosedur metode ilmiah. Rumus baku metode ilmiah adalah logico-hypotetico-verificatif (buktikan bahwa itu logis, tarik hipotesis dan ajukan bukti empirisnya).

2. Struktur Sains

Pada garis besarnya sains terbagi kepada dua : sains kealaman dan sains sosial. Dalam struktur sains dijelaskan dalam bentuk nama-nama ilmu.

1) Sain Kealaman

Astronomi, Fisika, Kimia, Ilmu Bumi, Ilmu Hayat,

2) Sains Sosial

Sosiologi, Antropologi, Psikologi, Ekonomi dan Politik.

3) Humaniora sebagai pelengkap

Seni, Hukum, Filsafat, Bahasa, Agama dan Sejarah.



B. Epistemologi Sains

1. Objek Pengetahuan Sains

Objek pengetahuan sains ialah semua objek yang empiris. Jujun Suriasumantri mengatakan bahwa objek kajian sains adalah semua objek yang berada dalam ruang lingkup pengalaman manusia. Yang dimaksud dengan pengalaman manusia disini adalah pengalaman indra. Objek yang dapat diteliti oleh sains banyak sekali, diantaranya : alam, manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia.

2. Cara Memperoleh Pengetahuan Sains

Cara memperoleh pengetahuan sains adalah lewat akal. Karena akal dianggap mampu dan karena akal setiap orang bekerja berdasarkan aturan yang sama. Aturan itu adalah logika alami yang ada pada akal setiap manusia. Akal adalah alat atau sumber yang paling disepakati.

Berkembangnya sains didorong oleh berkembangnya paham Humanisme. Humanisme ialah paham filsafat yang mengajarkan bahwa manusia mampu mengatur dirinya dan alam. Paham ini telah lahir pada zaman Yunani Kuno. Kemudian humanisme melahirkan rasionalisme. Rasionalisme yaitu paham yang mengatakan bahwa akal itulah pencari dan pengukur pengetahuan. Empirisme yaitu paham yang mengajarkan bahwa yang benar ialah yang logis dan ada bukti empiris. Positivisme ialah paham yang mengajarkan bahwa kebenaran ialah yang logis, ada bukti empiris dan terukur. Metode Ilmiah adalah logico-hypotetico-verificatif (buktikan bahwa itu logis, tarik hipotesis dan ajukan bukti empirisnya).

3. Ukuran Kebenaran Pengetahuan Sains

Ukuran kebenaran sains adalah benar jika dapat ditemukan bukti empiris. Hipotesis yang terbukti maka menjadi teori kemudian didukung bukti empiris maka teori itu menjadi hukum dan disebut aksioma.



C. Aksiologi Sains

1. Kegunaan Pengetahuan Sains

Sekurang-kurangnya ada tiga kegunaan teori sains :

a) Teori sains sebagai eksplanasi

b) Teori sains sebagai peramal

c) Teori sains sebagai alat pengontrol

2. Cara Sains Menyelesaikan masalah

Cara sains menyelesaikan masalah adalah dengan cara : mengidentifikasi masalah, mencari teori sebab-akibat dan membaca literatur.

3. Netralitas Sains

Menurut Herman Soewardi, sains itu tidak netral atau tidak bebas nilai. Karena apabila sains netral maka ia akan menimbulkan 3R yakni resah, renggut dan rusak.

BAB III

PENGETAHUAN FILSAFAT

A. Ontologi Filsafat

1. Hakikat Pengetahuan Filsafat

Poedjawijatna (1974 : 11) mendefinisikan filsafatn sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab sedalam-dalamnya bagi sesuatu berdasarkan akal pikiran belaka. Secara singkatnya bahwa filsafat adalah pengetahuan yang diperoleh lewat jalan berfikir.

2. Struktur Filsafat

Struktur filsafat atau sistematika filsafat terdiri atas tiga cabang besar yaitu :

1) Ontologi, membicarakan hakikat (segala sesuatu), ini berupa pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu.

2) Epistemologi, membicarakan cara memperoleh pengetahuan.

3) Aksiologi, membicarakan kegunaan pengetahuan tersebut.



1. Epistemologi Filsafat

1. Objek Filsafat

Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya, yang terdalam. Sedangkan objek penelitian filsafat adalah meneliti objek yang ada dan mungkin ada.

2. Cara Memperoleh Pengetahuan Filsafat

Cara memperoleh pengetahuan filsafat adalah dengan cara berfikir secara mendalam, yang dimaksud dengan berfikir mendalam yakni berfikir tanpa bukti empirik.

3. Ukuran Kebenaran Pengetahuan Filsafat

Pengetahuan filsafat adalah pengetahuan yang logis tidak empiris.



1. Aksiologi Filsafat

Untuk melihat kegunaan filsafat dapat dilihat pada tiga hal : a) sebagai kumpulan teori b) metode pemecahan masalah c) sebagai pandangan hidup.

1. Kegunaan Pengetahuan Filsafat

a) Kegunaan filsafat bagi Akidah

Filsafat dapat berguna untuk memperkuat keimanan didasari dengan argumentasi aqliyah.

b) Kegunaan filsafat bagi Hukum

Kaidah pembuatan hukum (Ushul Fiqh) dibuat berdasarkan teori-teori filsafat. Karena itu mantiq (logika) amat penting bagi ulama Ushul Fiqh.

c) Kegunaan filsafat bagi Bahasa

Filsafat amat berperan dalam menentukan kualitas bahasa. Tanpa peran serta filsafat (logika), kekeliruan dalam bahasa tidak mungkin dapat diperbaiki.

Kegunaan lain dari filsafat yakni sebagai methodology. Maksudnya, sebagai metode dalam menghadapi dan memecahkan masalah.

2. Cara Filsafat Menyelesaikan Masalah

Sesuai sifatnya, filsafat menyelesaikan masalah secara mendalam dan universal. Mendalam berarti mencari asal masalah dan universal berarti melihat masalah dalam hubungan seluas-luasnya agar dapat diselesaikan secara efektif.

Netralitas Filsafat

Jika anda berpendapat bahwa logika adalah bagian dari filsafat, maka anda harus berpendapat bahwa filsafat adalah netral. Akan tetapi filsafat pada dasarnya tidak netral karena filsafat adalah pemikiran seseorang (subyektif) maka hal ini menunjukan bahwa pemikirannya berpihak pada pemikir.

BAB IV

PENGETAHUAN MISTIK





1. Ontologi Pengetahuan Mistik

1. Hakikat Pengetahuan Mistik

Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami rasio, maksudnya hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat dipahami oleh rasio. Pengetahuan mistik ialah pengetahuan supra-rasional tetapi kadang-kadang memiliki bukti empiris.

2. Struktur Pengetahuan Mistik

Dari segi sifatnya mistik dibagi dua : mistik biasa yaitu mistik tanpa kekuatan tertentu, contoh : tasawuf dalam Islam dan mistik magis. Mistik magis dibagi lagi menjadi dua yaitu mistik magis putih, seperti : mukjizat, karomah dll. Mistik magis hitam, seperti : sihir.



1. Epistemologi Pengetahuan Mistik

Pengetahuan mistik diperoleh melalui rasa, melalui hati sebagai alat merasa.

1. Objek Pengetahuan Mistik

Objek pengetahuan mistik adalah objek yang abstrak supra-rasional, seperti alam gaib, malaikat, surga, neraka dsb.

2. Cara Memperoleh Pengetahuan Mistik

Cara memperoleh pengetahuan mistik yaitu dengan jalan riyadhah/latihan.

3. Ukuran Kebenaran Pengetahuan Mistik

Adakalanya ukuran kebenaran pengetahuan mistik adalah kepercayaan dan adakalanya adalah bukti empiris.



1. Aksiologi Pengetahuan Mistik

1. Kegunaan Pengetahuan Mistik

Pengetahuan mistik amat subyektif, yang paling tahu penggunaannya adalah pemiliknya.

2. Cara Pengetahuan Mistik Menyelesaikan Masalah

Pengetahuan mistik menyelesaikan masalah tidak melalui proses inderawi juga tidak melalui proses rasio. Hal ini berlaku bagi mistik putih dan mistik hitam.

Netralitas Pengetahuan Mistik

Pengetahuan mistik dengan mudah dilihat bahwa ia tidak netral karena isi ajaran agama yang jelas tidak netral dan bagi mistik magis selalu memiliki sifat individualistik, karena ia subyektif.



Beberapa Contoh Pengetahuan Mistik :

1) Mukasyafah

Ontologi :

Mukasyafah adalah upaya penyingkapan hijab-hijab yang menutup diri. Mukasyafah adalah salah satu tangga menuju pengetahuan tentang dan dalam Tuhan. Suatu pengetahuan hakiki. Berbeda dengan sains dan filsafat, mukasyafah justru diawali oleh asumsi dan kesadaran tentang adanya kesatuan esensial secara asasi antara subjek-objek, yaitu manusia – Tuhan.

Epistemologi :

Metode Penyingkapan Tabir

Menurut Ibnu Sina, dibagi dua tahapan dalam menyingap tabir : Iradah (kehendak) dan Riyadhah (latihan). Iradah yakni munculnya hasrat berpegang teguh pada jalan yang membimbing menuju Tuhan. Dan riyadhah adalah latihan yang bertujuan agar menyingkirkan segala sesuatu selain Allah, menundukan jiwa yang cenderung berbuat jahat dan melembutkan jiwa batiniah.

Aksiologi : Mampu merasakan kedekatan bahkan penyatuan diri dengan Tuhan.

2) Ilmu Laduni

Ilmu laduni yaitu ilmu batiniah yang bukan merupakan hasil pemikiran. Yakni ilmu yang diperoleh langsung melalui ilham, iluminasi atau inspirasi dari sisi Tuhan.

Adapun cara memperolehnya yatiu dengan jalan riyadhah (latihan).

Kegunaan ilmu laduni diantaranya adalah agar dapat memahami ilmu dengan tepat, dapat memahami dan menguasai suatu ilmu tanpa harus mempelajarinya dan lain sebagainya.

3) Saefi

Saefi yaitu ilmu yang terdiri dari rentetan bacaan menurut bilangan dan waktu tertentu yang disandarkan kepada Allah. Pada dasarnya ilmu ini diperoleh seperti memperoleh pengetahuan hikmah. Sedangkan kegunaannya agar doa cepat terkabul.

4) Jangjawokan

Jangjawokan yaitu semacam ucapan yang memiliki kekuatan magis, yang bacaannya campuran antara bahasa Sunda atau Jawa. Ilmu ini diperoleh dengan cara mendatangi guru yang bersangkutan. Biasanya orang tua yang sepuh memilki ilmu tersebut. Kegunaannya pun biasanya untuk hal-hal yang baik.

5) Sihir

Sihir menurut Muhammad bin Wahab (at-Tauhid alladzi huwa Haqqullah ‘ala al-‘abid, 1969 : 48) adalah azimat-azimat, mantra-mantra atau perbuatan tertentu dengan bantuan setan yang mempengaruhi hati dan badan, sehingga menyebabkan seseorang saki, mati atau terpisah dari keluarganya.

Cara memperolehnya : Bersumpah atas nama jin, menyembelih sembelihan, melakukan kenistaan, menuliskan ayat Al-Quran menggunakan najis, menuliskan ayat Al-Quran dengan susunan sungsang, menujum menggunakan bintang, melihat melalui telapak tangan, menggunakan benda bekas pakai.

Adapun kegunaannya tergantung pada orang yang memanfaatkannya. Biasanya ilmu ini digunakan untuk kejahatan.

6) Ilmu Kebal

Ilmu kebal yaitu ilmu tentang cara-cara menjaga diri tanpa bantuan alat fisik agar tidak mempan senjata tajam atau benda lain yang dapat melukai.

Ilmu kebal diperoleh dengan cara supranatural atau lewat jalan mistik.

Kegunaannya ialah untuk menjaga diri dari kecelakaan yang diakibatkan oleh kejahatan orang lain.

7) Santet

Santet yaitu suatu pengetahuan tentang makhluk gaib yang dapat diperintah untuk mempengaruhi korban dengan menggunakan simbol-simbol dan ritual-ritual.

Ilmu ini diperoleh dengan jalan ritual. Kegunaannya adalah untuk melaksanakan niat buruk seseorang kepada orang lain.

8) Pelet

Pelet yaitu tindakan yang dilakukan untuk menarik, mengalihkan rasa cinta seseorang kepada pemelet tanpa disadari sepenuhnya oleh korban.

Cara memperolehnya adalah dengan berguru kepada kiyai, ustadz atau dukun. Kegunaanya adalah tergantung niat pelaku (pemelet).

9) Debus

Debus ialah ilmu kekebalan yang beraasal dari wilayah Banten. Dalam prakteknya, debus memang sesuatu yang luar biasa, seperti :

* Memakan kaca tetapi tidak luka
* Kulit tahan disiram air keras
* Tahan ditusuk dengan jarum
* Ditusuk atau digok tidak luka

Ada dua hal yang perlu dilakukan oleh orang yang mempunyai kemampuan debus, yaitu :

1. Badan harus suci dari hadats kecil dan besar dan harus suci dari dosa, terutama dosa besar.

2. Dituntut adanya kebulatan tekad dan keyakinan dalam hati.

10) Tentang Jin

Jin adalah makhluk yang terletak antara manusia dan roh, dinamakan demikian karena tertutup dari pandangan mata. Sedangkan iblis adalah keturunan jin. Perbedaan jin dan setan adalah setiap setan pasti jin tetapi tidak setiap jin adalah setan.

Allah menciptakan jin dari api jauh sebelum manusia diciptakan. Jin terbuat dari api yang sangat panas. Populasinya sangat banyak melebihi populasi manusia. Dadalam Al-Quran diterangkan bahwa jin itu ada yang mukmin dan ada yang kafir. Sebagaimana surat Jinn ayat 14-15. sedangkan menurut sifat dan kemampuannya, jin terbagi kepada tiga golongan : kelompok jin yang bisa terbang dan memiliki sayap, kelompok jin yang berupa ular dan kalajengking, dan kelompok yang suka berubah-ubah.

11) Nyambat

Nyambat yaitu memanggil dan menghadirkan roh melalui suatu ritual dengan mengucapkan bacaan-bacaan tertentu.

Adapun jenis-jenis nyambat yaitu : Asrar, Abdul Jabar, Pajajaran, Kuda Lumping, Kasurupan, Tenaga gaib, Perdukunan dan ramal.

12) Ilmu Kanuragan

Yaitu ilmu bela diri, dapat berbentuk kekuatan dari dalam dan dapat juga datang dari luar, keduanya merupakan hasil dari latihan fisik dan riyadhah.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons