Peraturan Baris-Berbaris (PBB)
Bahwa Peraturan Baris-Berbaris yang digunakan di lingkungan sekolah adalah Peraturan Baris-Berbaris milik TNI/POLRI karena hingga saat ini yang sudah baku adalah seperti SKEP PANGAB Nomor: SKEP/611/X/1985 Tanggal 8 Oktober 1985.
I. Baris Berbaris
a. Pengertian
Baris-berbaris adalah suatu wujud latihan phisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
b. Maksud dan tujuan
• Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggung jawab
• Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap dan tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna
• Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas
• Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri
• Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko pada dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
II. Aba-aba
a. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seorang pemimpin kepada yang dipimpin untuk dilaksanakan pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
b. Macam Aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu:
1) aba-aba petunjuk
dipergunakan hanya jika perlu, untuk menegaskan maksud daripada aba-aba peringatan/pelaksana. Contoh:
• Kepada Pemimpin Upacara – Hormat – GERAK.
• Untuk amanat – Istirahat di Tempat – GERAK.
2) aba-aba peringatan
adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan tanpa ragu-ragu. Contoh:
• Lencang Kanan – GERAK. (bukan lancing kanan)
• Istirahat di Tempat – GERAK. (bukan ditempat istirahat)
3) aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai untuk melaksanakan aba-aba pelaksanaan yang dipakai, ialah:
• GERAK
• JALAN
• MULAI
GERAK adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain. Contoh:
• Jalan di tempat – GERAK
• Siap – GERAK
• Hadap Kanan - GERAK
• Lencang Kanan - GERAK
JALAN adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Contoh:
• Haluan Kanan/Kiri – JALAN
• Dua Langkah Ke depan – JALAN
• Satu Langkah ke Belakang – JALAN
CATATAN: apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-aba harus didahului dengan aba-aba peringatan – MAJU. Contoh:
• Maju – JALAN
• Haluan Kanan/Kiri Maju – JALAN
• Hadap Kanan/Kiri Maju – JALAN
• Melintang Kanan/Kiri Maju – JALAN
Tentang istilah “MAJU”
• Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti
• Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Misalnya:
• Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju – JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba: hadap kanan/kiri HENTI – GERAK
• Ada aba-aba Balik Kanan Maju – JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba: Balik Kanan HENTI – GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN dan/atau abab-aba belok kanan/kiri Maju – JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti – GERAK dan Belok kanan/kiri – GERAK.
Tentang aba-aba “HENTI”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh:
Empat langkah ke depan – JALAN, bukan barisan – JALAN. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba henti.
MULAI adalah untuk diapai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan berturut-turut. Contoh:
• Hitung – MULAI
• Tiga bersaf Kumpul – MULAI
4) Cara Memberi Aba-Aba
a) waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu
b) apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan. Contoh: Kepada Pembina Upacara – Hormat – GERAK. Pelaksanaannya:
• Pada waktu memberikan aba-aba menghadap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan.
• Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalam keadaan sikap “sedang mamberi hormat” sipemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak – GERAK. Dan kembali ke sikap sempurna.
c) pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukkan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan kepada kaki kiri, yang pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjalan, dan pada waktu lari d
itambah 3 (tiga) langkah. Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan
b. Istirahat Aba-aba: Istirahat ditempat-GERAK
1. Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan kesamping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki ( 30 cm )
2. Kedua belah tangan dibawa kebelakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan diatas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan diantara ibu jari dan telunjuk, kedua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan :
a. Pasukan dalam keadaan istirahat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan menggunakan kata “Perhatian” pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan kata “siap”, kemudian mengambil sikap istirahat
b. Pada kata-kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna tanpa didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat
c. Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan
c. Lencang Kanan/Kiri (hanya dalam bentuk bersaf)
Aba-aba: Lencang kanan/kiri-GERAK
Pelaksanaannya :
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
1. Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah kanan/kiri, punggung tangan menghadap ke atas, yang berada di sebelah kanan/kirinya, pungung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri hingga dapat melihat dada orang yang berada disebelah kanan/kirinya sampai kepada penjuru kanan/kiri
2. Saf tengah dansaf belakang kecuali penjuru,setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan
3. Penjuru saf tengah dan belakang mengambil antara ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba
4. Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna
5. Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya, pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan safnya dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu)
Catatan:
a. Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan melalui punggung orang yang berada di sampingnya,
pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan dan 4 (empat) langkah untuk berlari.
d) aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat
e) aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara
f) aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan
g) antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan nadanya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan
h) bila pada satu bagian aba-aba diperlukan pembetulan, maka dilakukan perintah ULANG! Contoh: Lencang Kanan = Ulangi – Siap – GERAK.
III. Gerakan Perorangan-Gerakan Dasar
a. Sikap Sempurna
Aba-aba : Siap-GERAK. Pelaksanaannya: pada aba-aba pelaksanaan badan tubuh berdiri tegap,kedua tumit rapat,kedua telapak kaki membentuk sudut 600,lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit kebelakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari-jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam kedepan, bernafas sewajarnya
kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada disamping
b. Kelurusan barisan dilihat dari tumit
c. Setengah Lengan Lencang Kanan/Kiri Aba-aba : Setelah lengan lencang kanan/kiri GERAK
Pelaksanaannya :
Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan). Pada aba-aba tegak-GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka kedepan dan berdiri dalam sikap sempurna
d. Lencang Depan (hanya dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba lencang depan-GERAK
Pelaksanaannya :
1. Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan
2. Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa menunggu aba-aba
3. Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
e. Cara Berhitung
Aba-aba: Hitung-MULAI
Pelaksanaannya :
1. Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan memalingkan mukanya ke kanan
2. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut dimulai dari penjuru menyebutkan nomornya sambil melmalingkan muka kembali ke depan
3. Pengucapna nomor secara tegas dan tepat
4. Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna
5. Pada aba-aba pelaksanan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang menyebutkan nomornya masing-masing
6. Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan : LENGKAP atau KURANG SATU/DUA
IV. Perubahan Arah
(dalam keadaan berhenti)
a. Hadap kanan/kiri
Aba-aba hadap kanan/kiri-GERAK
1. Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kiri/kanan berada diujung kaki kanan/kiri,berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan 2. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 900
3. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
b. Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba hadap serong kanan/kiri-GERAK
melihat ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali kesikap sempurna
c. Cara latihan memberi hormat
Aba-aba: Hormat-GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti):
1. Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis kanan, siku-siku 150 serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis
2. Pergelangan tangan lurus, bahu tetap sepeti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat
3. Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep
4. Jika selesai menghormat, maka lengan kanan diturunkan secara cepat ke sikap sempurna
d. Bubar
Aba-aba: Bubar-JALAN
Pelaksanaannya:
Pada aba-aba pelaksanaan setiap orang menyampaikan penghormatan sambil memalingkan muka ke arah yang diberi hormat. Setelah dibalas, kembali kesikap sempurna, kemudian melakukan balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, lalu bubar
e. Jalan ditempat
Aba-aba: Jalan di tempat-GERAK
Pelaksanaannya:
Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata-rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkap sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang)
Dari jalan ke tempat berhenti
Aba-aba: Henti-GERAK
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan, pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kanan/kiri dan kembali ke sikap sempurna
f. Membuka/menutup barisan
Aba-aba: Buka barisan-JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap di tempat
Catatan:
Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan.
Aba-aba:Tutup barisan-JALAN
Pelaksaan:
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke samping kiri dan kanan, sedang regu tengah tetap di tempat.
V. Gerakan Berjalan dengan Panjang Tempo dan Macam Langkah
Macam langkah Panjang Tempo
1. Langkah biasa 65 cm 120 tiap menit
2. Langkah tegap 65cm 120 tiap menit
3. Langkah perlahan 40cm 30 tiap menit
4. Langkah ke samping 40cm 70 tiap menit
5. Langkah ke belakang 40cm 70 tiap menit
6. Langkah ke depan 60cm 70 tiap menit
7. Langkah di waktu lari 80cm 165 tiap menit
a. MAJU-JALAN Dari sikap sempurna
Aba-aba: Maju-JALAN
Pelaksanaannya:
1. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan,lutut lurus telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah, dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa
2. Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 900, lengan kiri 300 ke belakang pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus dilenggangkan ke depan 450, dan ke belakang 300
Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.
Dilarang keras: berbicara-melihat kekiri/kanan
Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
b. LANGKAH BIASA
1. Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
2. Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dank e belakang di samping badan. Ke depan 450,ke belakang 300. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
c. LANGKAH TEGAP
1. Dari sikap sempurna
Aba-aba: Langkah tegap-JALAN
Pelaksanaannya:
Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan kebelakang disamping badan, (lengan tangan 900 ke depan dari 300 kebelakang). Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa punggung ibu jari menghadap ke atas.
2. Dari langkah biasa
Aba-aba: Langkah tegap-JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu angkah selanjutnya mulai berjalan seperti tersebut pada butir 1.
3. Kembali ke langkah biasa (sedang berjalan)
Aba-aba: Langkah biasa-JALAN
Pelaksanaan:
Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama dihentikan selanjutnya berjalan seperti langkah biasa.
Pelaksanaannya :
a. Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b. Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah segera disussul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c. Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula
Catatan:
Dalam keadaan sedang berjalan,aba-aba adalah “langkah perlahan-JALAN”yang diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ditanah ditambah selangkah dan kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan
Tapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-rata untuk lebih khidmat
d. Berhenti dalam langkah perlahan
Aba-aba: Henti-GERAK
Pelaksanaan:
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah lalu ditambah satu langkah. Selanjutnya kaki kanan/kiri menurut irama langkah biasa dan mengambil sikap sempurna.
e. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba:……….Langkah ke kanan/kiri-JALAN
Pelaksanaan:
Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kanan/kiri. Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.
f. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba:………..langkah ke belakang-JALAN
Pelaksaan:
Pada aba-aba pelaksanaan peserta melangkahkan kaki ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya maksimal dilakukan empat langkah.
g. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba:………..langkah ke depan-JALAN
Pelaksaan:
Pada aba-aba pelaksanaan peserta melangkahkan kaki ke depan mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah, tempat yang telah ditentuka dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya maksimal dilakukan empat langkah.
h. LANGKAH DI WAKTU LARI
1) Dari sikap sempurna
Aba- aba : Lari maju-JALAN
Pelaksanaan :
Aba-aba peringatan ke dua tangan dikepal dengan lemas dan diletakan dipinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap ke luar, kedua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.
2) Dari langkah biasa
Aba- aba : Lari-JALAN
Pelaksanaan :
Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberika pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah kemudian di tanmbah dengan satu langkah, selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.
3) Kembali ke langkah biasa
Aba- aba : Langkah biasa-JALAN
Pelaksanaan :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimulai dengan kaki kiri dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti-GERAK. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.
i. LANGKAH MERDEKA
1) Dari Langkah biasa
Aba- aba : Langkah merdeka-JALAN
Pelaksanaan :
Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah. Atas pertimbangan pimpinan, anggota dapat diijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam keadaan terlarang (antara lain berbicara, buka topi, menghapus keringat, dll). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/ diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkan barisan.
2) Kembali langkah biasa
untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan petunjuk ” Samakan langkah”. Setelah langkah barisan sama, pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan.
3) Aba- aba : Langkah biasa-JALAN
Pelaksanaan :
Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa
j. GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah-JALAN
Pelaksanaan :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu kaki kanan/kiri ditanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kanan/kiri yang sedang dibelakang dirapatkan pada badan.
Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Langkah pertana hanya sepanjang setenganh langkah. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.
0 komentar:
Posting Komentar