Rabu, 29 Juni 2011

Materi Lengkap Latihan Utama (LAKUT) IPNU-IPPNU

A. Pengertian
Lakut adalah pelatihan yang membentuk idealisme kader sehingga mampu mengembangkan pengetahuan, sikap, skill organisasi secara optimal.

B. Tujuan
 Umum
Membentuk kader yang mampu mengelola organisasi secara professional dan mampu menyelesaikan permasalahan-permasalahan keorganisasian serta permasalahan sosial kemasyarakatan

 Khusus
1. Menguasai Aswaja NU sebagai ideologi organisasi serta mengaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
2. Mempunyai wawasan kebangsaan yang luas dan kepekaan yang tinggi terhadap permasalahan organisasi dan umat
3. Memiliki sikap kritis, kreatif, kepeloporan, berakhlaqul karimah serta komitmen yang tinggi terhadap perjuangan organisasi
4. Memiliki kemampuan kepemimpinan dan keterampilan manajerialorganisasi yang memadahi.

C. Target
Terbentuknya kader yang mampu merancang dan mengelola organisasi secara optimal.

D. Penyelenggara, Peserta, dan Waktu
1. Penyelenggara
LAKUT diselenggarakan oleh PC atau diselenggarakan secara bersama oleh beberapa PC, berkoordinasi dengan PW. LAKUT juga boleh diselenggarakan oleh PW.

2. Peserta
• Pernah mengikuti Lakmud dibuktikan dengan menunjukkan sertifikat
• Pernah mengikuti follow up Lakmud minimal 3 kali
• Peserta sebanyak-banyaknya adalah 30 orang

3. Waktu
Alokasi waktu penyelenggaraan 32,5 jam efektif ( minimal 4 hari )

E. Jadwal Pelatihan

Terlampir


















F. Alur Pelatihan






















Keterangan Alur Pelatihan

Alur tersebut di atas merupakan daur pelatihan. Hal ini disampaikan dalam memberikan gambaran secara komprehensif bagi pelatih maupun peserta tentang daur pelatihan dari masing-masing tahap. Daur tersebut terdiri dari :

1. Tujuan
Bagian dari pelatihan yang diharapkan tercapai selama proses pelatihan

2. Motivasi
Bagian dari pelatihan yang di dalamnya diberi muatan materi Pre Test, Perkenalan, dan Kontrak Belajar dengan harapan dapat memacu, mendorong dan menstimulasi peserta kearah pembentukan kesadaran diri

3. Penguatan Ideologi
Bagian dari pelatihan yang di dalamnya diberi muatan materi Ke IPNU an, Ke NU an, dan Aswaja, dengan harapan terjadi penguatan ideology bagi kader IPNU

4. Penguatan Skill Organisasi
Bagian dari pelatihan yang di dalamnya diberi muatan materi Kepemimpinan, Manajemen Keuangan, Analisa Sosial, Strategic Planning, Manajemen Program, Metode Pengorganisasian Pelajar, dan Networking dan Lobying dengan harapan sebagai kader IPNU mempunyai keterampilan teknik keorganisasian yang memadai dan optimal

5. Pengembangan wawasan
Bagian dari pelatihan yang di dalamnya diberi muatan materi Gerakan Sosial dan Pengantar Studi Ideologi Dunia dengan harapan sebagai kader IPNU memiliki wawasan yang luas terhadap persoalan-persoalan yang berhubungan dengan kehidupan pelajar khususnya dan kehidupan organisasi serta sosial kemasyarakatan global pada umumnya

6. Evaluasi
Bagian dari pelatihan yang dijadikan tolok ukur dari proses pelatihan secara menyeluruh

7. Rencana Tindak Lanjut
Proses perencanaan terhadap kegiatan pasca latihan yang diharapkan mampu menjembatani kegiatan berikutnya
8. Target
Merupakan komponen yang menjadi tujuan akhir latihan ini, kesesuaian antara tujuan yang direncanakan dengan target yang diharapkan seharusnya pada akhir latihan ini sudah dapat dicapai. Sehingga pada akhirnya peserta setelah mengikuti latihan kader utama ini diharapkan menjadi kader yang mampu merancang dan mengelola organisasi secara optimal.

G. Materi Pelatihan

1. Perkenalan
a. pokok Bahasan
perkenalan identitas peserta, pelatih dan panitia, misalnya kepribadian peserta, harapan social peserta ( social deseribility )

b. Tujuan
Tercapainya suasana interaktif yang hangat dan terbuka antar sesame peserta maupun dengan pelatih dan panitia

c. Metode
Permainan ( identitas diri )

d. Media
Kertas HVS, Spidol

e. Waktu
Waktu yang tersedia selama 60 menit

f. Proses Kegiatan
1. Pelatih membuka sessi, kemudian memberikan gambaran singkat tentang perkenalan yang akan berlangsung
2. Pelatih membagikan kertas HVS kepada masing-masing peserta serta memberikan petunjuk untuk menggambarkan diri sendiri. Selanjutnya dalam gambar tersebut peserta menuliskan kegiatan yang terkait dengan bagian gambar tersebut, baik yang sudah lalu, sekarang, maupun masa yang akan dating
3. Gambar dikumpulkan pada tim pelatih kemudian dibagikan secara acak kepada peserta
4. Selanjutnya pelatih mempersilakan peserta untuk membentuk lingkaran, kemudian masing-masing peserta secara bergantianmembacakan gambar yang dipegangnya dengan cara memposisikan dirinya seperti dalam gambar tersebut. Selanjutnya nama yang terpanggil tersebut memberikan klarifikasi atas eksplorasi gambar tersebut
5. Sebelum ditutup, pelatih memberikan kesimpulan secara garis besar tentang manfaat dari perkenalan tersebut.


2. Pre Test
a. Pokok Bahasan
1. Pengetahuan tentang organisasi IPNU, NU, Lembaga dan Badan Otonomnya serta organisasi pelajar yang lain
2. Pengalaman organisasi :
» Pelatihan yang pernah diikuti
» Organisasi yang pernah diikuti
3. Motivasi dan tujuan :
o Harapan dan tujuan mengikuti LAKUT

b. Tujuan
1. Mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta tentang IPNU, NU dan Badan Otonomnya serta organisasi pelajar yang lain
2. Mengetahui pengalaman peserta
3. Mengetahui motivasi dan tujuan dalam mengikuti pelatihan ini.


c. Metode
1. Angket
2. Brainstorming
3. Diskusi

d. Media
Kertas plano, spidol

e. Waktu
Alokasi waktu 90 menit

f. Proses Kegiatan
1. Dalam pre test ini dilakukan dua kali (jika memungkinkan ) yakni saat registrasi dan saat sessi pre test itu sendiri
2. Pre test dalam sessi dipimpin langsung oleh pelatih, kemudian menjelaskan secara singkat seputar materi pokok bahasan
3. Selanjutnya pelatih melakukan eksplorasi langsung dengan peserta terkait dengan pengetahuan peserta tentang IPNU, NU, Lembaga dan Badan Otonomnya serta organisasi pelajar yang lain. Pengalaman keorganisasian serta motivasi dan tujuan peserta mengikuti Latihan Kader Utama
4. Hasil eksplorasi tersebut kemudian didiskusikan bersama yang dipimpin oleh pelatih. Hasil diskusi tersebut diulas secara garis besar oleh pelatih
5. Pelatih memberi saran-sarannya kemudian diakhiri dengan menutup sessi.


3. Kontrak Belajar
a. Pokok Bahasan
1. Garis besar dan pokok-pokok materi latihan
2. Kebutuhan dan harapan pribadi dan kelompok tentang pelatihan serta perangkat pelatihan
3. Jadwal tentatif dan tata tertib latihan

b. Tujuan
1. Peserta mampu mengidentifikasi dan merumuskan kebutuhan terhadap materi latihan
2. Peserta dan pelatih menetapkan kesepakatan bersama tentang tata cara pelaksanaan pelatihan

c. Metode
1. Diskusi
2. Brainstorming

d. Media
1. Papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano
3. Flip card

e. Waktu
Alokasi waktu selama 90 menit ( jam efektif )

f. Proses Kegiatan
1. Pelatih menjelaskan tentang tujuan dan target LAKUT secara singkat. Untuk menciptakan suasana pelatihan yang partisipatif, hal-hal yang terkait dengan forum pelatihan dibicarakan bersama antara pelatih dan peserta juga panitia
2. Pelatih memampangkan alur pelatihan, jadwal dan tata tertib tentatif, kemudian pelatih menjelaskan secara singkat dari masing-masing ( item ) tersebut
3. Pelatih membagikan kartu kepada setiap peserta. Selanjutnya peserta menuliskan harapan dan kebutuhan latihan. Setelah kartu terisi maka dikumpulkan lalu diidentifikasi bersama-sama. Hasil identifikasi tersebut dibahas bersama yang dipandu oleh pelatih, sehingga menjadi harapan dan kebutuhan peserta dan pelatih yang harus diwujudkan secara bersama-sama
4. Selanjutnya pelatih mengajak peserta untuk membahas jadwal tentatif sebagai aturan main forum pelatihan
5. Pelatih menutup sessi.

4. Ke IPNU an
a. Pokok Bahasan
1. Makna sejarah perjuangan IPNU
2. Filosofi perjuangan IPNU
3. Tantangan perjuangan IPNU sebagai organisasi pelajar dalam konteks lokal, nasional dan global

b. Tujuan
1. Memahami IPNU secara filosofis
2. Menemukan kembali makna sejarah IPNU

c. Metode
1. Brainstorming
2. Ceramah dan dialog

d. Media
1. Papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano
3. OHP/In Focus

e. Waktu
Alokasi waktu selama 90 menit ( jam efektif )

f. Proses Kegiatan
1. Pelatih membagi makalah/materi kepada peserta dan memberi waktu 10 menit untuk membacanya
2. Pelatih membuka sessi dan memberi penjelasan singkat tentang pokok bahasan materi, kemudian pelatih mengadakan brainstorming terkait dengan materi pokok bahasann
3. Narasumber menyampaikan materi dilanjutkan dengan dialog
4. Pelatih menyimpulkan secara garis besar dari hasil dialog yang diakhiri dengan menutup sessi.


5. Ke NU an
a. Pokok Bahasan
1. Peluang dan tantangan NU di era global
2. Program dan kebijakan NU di Muktamar terakhir
3. Kebijakan NU dalam pola distribusi kader di internal dan eksternal NU.

b. Tujuan
1. Memahami peluang dan tantangan NU di era global
2. Memahami program dan kebijakan NU di Muktamar terakhir
3. Memahami kebijakan NU dalam pola distribusi kader di internal dan eksternal NU.

c. Metode
1. Ceramah dan dialog
2. Brainstorming

d. Media
1. Papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano
3. OHP/In Focus

e. Waktu
Alokasi waktu 90 menit efektif

f. Proses Kegiatan
1. pelatih membagi makalah/materi kepada peserta dan memberi waktu 10 menit untuk membacanya

2. Pelatih membuka sessi dan memberi penjelasan singkat tentang pokok bahasan materi, kemudian pelatih mengadakan brainstorming seputar issue yang terkait dengan materi pokok bahasan. Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat persamaan pengetahuan awal sesuai pokok bahasan di antara peserta
3. Selanjutnya pelatih mempersilakan narasumber untuk memaparkan materi dan dilanjutkan dengan dialog
4. Pelatih mengulas sekilas hasil dialog dan mengarahkan kepada kesimpulan
5. Pelatih mempersilakan narasumber untuk meninggalkan ruangan. Pelatih memberikan saran-saran dan diakhiri dengan menutup sessi.


6. ASWAJA
a. Pokok Bahasan
1. Aswaja sebagai Manhajul Fikr
2. Makna sejarah kelahiran firqoh-firqoh dalam Islam
3. Pandangan Aswaja terhadap masalah sosial, ekonomi, politik, dan budaya serta penerapannya
4. Kritik wacana Aswaja.

b. Tujuan
1. Memahami firqoh-firqoh dalam Islam
2. Memahami karakteristik 4 (empat) madzhab pada masalah fiqih
3. Memahami ijtihad dan istinbath dalam NU.

c. Metode
1. Ceramah dan dialog
2. Brainstorming

d. Media
1. papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano
3. Handout

e. Waktu
Alokasi waktu 90 menit efektif

f. Proses Kegiatan
1. Pelatih membagi makalah/materi kepada peserta dan memberi waktu 10 menit untuk membacanya
2. Pelatih membuka sessi kemudian memberi penjelasan singkat tentang pokok bahasan materi, yang dilanjutkan dengan brainstorming seputar materi pokok bahasan
3. Pelatih membacakan biodata narasumber kepada peserta dan mempersilakan narasumber memaparkan materi dilanjutkan dengn dialog
4. Pelatih mengulas hasil dialog secara garis besar dan mengarahkan kepada kesimpulan
5. Narasumber dipersilakan meninggalkan ruangan. Pelatih memberikan saran-saran terkait dengan materi dan diakhiri dengan menutup sessi.


7. Kepemimpinan
a. Pokok Bahasan
1. Analisis realitas kepemimpinan IPNU
2. Rekonstruksi kepemimpinan pelajar
3. Karakter pemimpin dan manajer

b. Tujuan
1. Memahami tingkatan kemampuan dan kemauan anggota
2. Memahami kepemimpinan efektif
3. Memahami kepemimpinan situasional



c. Metode
1. Ceramah dan dialog
2. Brainstorming
3. Role play

d. Media
1. Papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano

e. Waktu
Alokasi waktu 90 menit efektif

f. Proses Kegiatan
1. Pelatih memperkenalkan narasumber kepada peserta dan menerangkan tentang pentingnya materi yang akan diberikan
2. Narasumber memaparkan materi dilanjutkan dengan dialog
3. Pelatih mereview materi dan menerapkan role play yang sesuai dengan kepemimpinan. Misalnya pelatih secara spontan meminta peserta mengangkat tangan, lalu pelatih meminta menanyakan kembali “mengapa peserta mau mengangkat tangan?”, maka peserta akan menjawab alasannya. Selanjutnya pelatih memberikan komentar bahwa kegiatan yang baru saja dilakukan merupakan contoh salah satu model kepemimpinan
4. pelatih membagi peserta menjadi beberapa kelompok guna membuat case study penerapan kepemimpinan yang efektif
5. Pelatih mengarahkan kesimpulan materi bersama-sama dengan peserta dan diakhiri dengan menutup sessi.

8. Manajemen Keuangan
a. Pokok Bahasan
1. Prinsip, proses dan fungsi manajemen keuangan
2. Sistem pelaporan
3. Fund Rising

b. Tujuan
1. Peserta memahami pentingnya usaha-usaha pendanaan yang terencana dan terorganisir
2. Peserta mengerti substansi dalam manajemen pengelolaan keuangan

c. Metode
1. Ceramah dan dialog
2. Brainstorming
3. Penugasan

d. Media
1. Papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano
3. OHP/In Focus
4. Kertas transparan

e. Waktu
Alokasi waktu 120 menit (jam efektif)

f. Proses Kegiatan
1. Pelatih membuka sessi, kemudian menjelaskan secara singkat tentang materi pokok bahasan. Selanjutnya pelatih melakukan warming up ( stimulasi ) terhadap peserta terkait dengan materi pokok bahasan. Hal ini untuk melihat pemahaman dan pengalaman awal peserta terkait dengan manajemen keuangan. Hasilnya diidentifikasi secara garis besar yang akan menjadi patokan bagi narasumber dalam mengarahkan dan memaparkan materi kepada peserta
2. Pelatih memperkenalkan narasumber kepada peserta, lalu mempersilakan narasumber untuk memaparkan materi yang dilanjutkan dengan dialog
3. Hasil dialog diulas secara singkat oleh pelatih. Kemudian narasumber diperkenankan meninggalkan ruangan
4. Bila waktu masih memungkinkan, maka pelatih membagi peserta dalam beberapa kelompok untuk menerima tugas yang terkait dengan manajemen keuangan
5. Hasil tugas tersebut dipresentasikan di depan forum, pelatih mengevaluasi dan memberikan saran-saran pada masing-masing kelompok
6. Pelatih menutup sessi.


9. Analisis Sosial
a. Pokok Bahasan
1. Pengertian analisis social
2. Tahapan-tahapan dalam analisis sosial
3. paradigma analisis social
4. Rambu-rambu analisis sosial

b. Tujuan
1. Memahami proses dalam analisis sosial
2. Mampu melakukan analisis sosial

c. Metode
1. Ceramah dan dialog
2. Study kasus

d. Media
1. Papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano
3. OHP/In Focus

e. Waktu
Alokasi waktu 240 menit efektif

f. Proses Kegiatan
1. Pelatih membuka sessi, kemudian menjelaskan secara singkat tentang materi pokok bahasan. Selanjutnya pelatih melakukan warming up ( stimulasi ) terhadap peserta terkait dengan materi pokok bahasan. Hal ini dilakukan untuk melihat tingkat pemahaman peserta terkait dengan analisis sosial. Hasilnya diidentifikasi secara garis besar yang akan menjadi patokan bagi narasumber dalam mengarahkan dan memaparkan materi kepada peserta
2. Pelatih memperkenalkan narasumber kepada peserta, lalu mempersilakan narasumber untuk memaparkan materi yang dilanjutkan dengan dialog
3. Hasil dialog diulas secara singkat oleh pelatih. Kemudian narasumber dipersilakan meninggalkan ruangan
4. Untuk memperdalam materi analisis sosial, maka dilakukan praktek analisis sosial, sehingga pelatih perlu membagi peserta dalam beberapa kelompok kecil
5. Selanjutnya pelatih membagi contoh-contoh kasus yang harus dianalisis ( sebaiknya contoh-contoh kasus terkait dengan realitas organisasi pelajar atau yang berkorelasi dengan konteks dimana pelatihan diadakan )
6. Selanjutnya masing-masing kelompok melakukan analisis sosial dengan dipandu oleh seorang pelatih di masing-masing kelompok
7. Hasilnya dipresentasikan di depan forum yang dipandu oleh pelatih
8. setelah usai, pelatih membahas ( kekurangan dan kelebihan ) hasil analisis dari kelompok, dan memberikan saran-saran kepada peserta
9. Pelatih menutup sessi.


10. Gerakan Sosial
a. Pokok Bahasan
1. Pengertian gerakan social
2. Bentuk-bentuk gerakan sosial di dunia
3. IPNU sebagai kekuatan social
4. Peranan IPNU sebagai gerakan intelektual dan gerakan kader

b. Tujuan
1. Memahami bentuk-bentuk gerakan sosial di dunia
2. Memahami IPNU sebagai kekuatan sosial
3. Memahami peranan IPNU sebagai gerakan intelektual
4. Memahami peranan IPNU sebagai organisasi kader

c. Metode
1. Ceramah dan dialog
2. Brainstorming

d. Media
1. Papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano
3. OHP/In Focus

e. Waktu
Alokasi waktu 90 menit efektif

f. Proses Kegiatan
1. Pelatih membuka sessi, kemudian mengulas singkat tentang materi pokok bahasan. Selanjutnya pelatih melakukan brainstorming terkait dengan materi pokok bahasan. Hal ini sebagai upaya untuk menjajaki pemahaman peserta terhadap materi gerakan social. Hasilnya akan menjadi patokan bagi narasumber dan pelatih dalam mengarahkan dan memaparkan materi kepada peserta
2. Pelatih memperkenalkan narasumber kepada peserta, lalu mempersilakan narasumber untuk memaparkan materi yang dilanjutkan dengan dialog
3. Hasil dialog diulas secara singkat oleh pelatih, kemudian narasumber diperkenankan untuk meninggalkan ruangan
4. Pelatih memberikan saran-saran kemudian menutup sessi.


11. Pengantar Studi Ideologi Dunia
a. Pokok Bahasan
1. Pengertian ideologi
2. Pengantar sosialisme dan kapitalisme

b. Tujuan
1. Memahami pengertian dan sejarah munculnya ideology dunia
2. Mengetahui jenis-jenis ideologi dunia

c. Metode
1. Ceramah
2. Dialog
3. Diskusi

d. Media
1. Papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano
3. OHP/In Focus

e. Waktu
Alokasi waktu 90 menit efektif

f. Proses Kegiatan
1. Pelatih membuka sessi, kemudian mengulas secara singkat materi pokok bahasan. Selanjutnya pelatih melakukan warming up ( stimulasi ) terhadap peserta terkait dengan materi pokok bahasan. Hal ini untuk melihat tingkat pemahaman peserta tentang studi ideologi dunia. Hasilnya akan menjadi patokan bagi narasumber dalam mengarahkan dan memaparkan materi kepada peserta
2. Pelatih memperkenalkan narasumber kepada peserta, lalu mepersilakan narasumber untuk memaparkan materi dan dilanjutkan dengan dialog
3. Hasil dialog diulas secara singkat oleh pelatih. Kemudian narasumber diperkenankan meninggalkan ruangan
4. Pelatih memberikan saran-saran kepada peserta kemudian diakhiri dengan menutup sessi.

12. Strategic Planning ( Renstra )
a. Pokok Bahasan
1. Melakukan analisa realitas internal dan eksternal
2. Merumuskan visi, misi dan program unggulan IPNU
3. Merumuskan program kerja IPNU dan diklasifikasikan dalam jangka pendek, menengah dan panjang
4. Merumuskan program tahunan IPNU.

b. Tujuan
1. Memahami strategic planning dalam menyusun langkah-langkah ke depan
2. mampu merencanakan langkah strategis dan taktis serta merumuskannya terhadap persoalan atau program organisasi.

c. Metode
1. Ceramah dan dialog
2. Brainstorming
3. Penugasan
4. Praktek

d. Media
1. Papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano
3. OHP/In Focus

e. Waktu
Alokasi waktu 240 menit efektif

f. Proses kegiatan
1. Pelatih menerangkan kepada peserta tentang pentingnya materi yang akan diberikan dan memperkenalkan narasumber kepada peserta
2. Narasumber menyampaikan materi dan dilanjutkan dengan dialog
3. Pelatih menugaskan kepada peserta untuk membuat rencana strategis (renstra) yang meliputi analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman), realitas eksternal, organisasi kompetitor di lingkungan IPNU
4. Hasil diskusi kelompok dipresentasikan di depan forum
5. Pelatih mengarahkan kesimpulan materi bersama-sama dengan peserta
6. Pelatih menutup sessi.

13. Manajemen Program
a. Pokok Bahasan
Manajemen Program

b. Tujuan
1. Memahami rencana kegiatan yang terarah dan sistematis
2. Mampu membuat program kerja organisasi yang ideal

c. Metode
Ceramah dan dialog
Brainstorming
Penugasan / Praktek

d. Media
1. Papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano
3. OHP/In Focus

e. Waktu
Alokasi waktu 180 menit efektif

f. Proses Kegiatan
1. Pelatih membuka sessi, selanjutnya menerangkan seputar pokok bahasan materi pemrograman yang merupakan lanjutan dari strategic planning, dilanjutkan dengan brainstorming tentang pemrograman kepada peserta
2. Untuk memberi pemantapan tentang materi pemrograman dipersilakan kepada narasumber untuk memaparkan beberapa konsep tentang pemrograman dilanjutkan dengan dialog
3. Hasil dialog diulas oleh pelatih, selanjutnya narasumber diperkenankan untuk meninggalkan ruangan
4. Untuk memperdalam materi pemrograman maka pelatih membagi peserta dalam beberapa kelompok untuk melakukan praktek pemrograman
5. Masing-masing kelompok dipandu minimal oleh seorang pelatih
6. Hasil kerja kelompok dipresentasikan di depan forum yang dipandu oleh pelatih
7. Pelatih mengulas, memberikan saran kekurangan dan kelebihan atas hasil kerja kelompok, diakhiri dengan penutupan sessi.

14. Metode Pengorganisasian Pelajar
1. Pokok Bahasan
1. Pengertian dan urgensi pengorganisasian pelajar
2. Karakter organizer
3. Metode Pengorganisasian
4. Langkah-langkah pengorganisasian

2. Tujuan
1. Mencetak kader yang mampu mengorganisir komunitas pelajar secara efektif dan produktif
2. Mencetak kader IPNU yang memiliki karakter sebagai organizer pelajar, memahami langkah-langkah pengorganisasian, dan mampu melaksanakan pengorganisasian.

3. Metode
1. Ceramah dan dialog
2. Brainstorming

4. Media
1. Papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano
3. OHP/In Focus

5. Waktu
Alokasi waktu 90 menit efektif

6. Proses Kegiatan
1. Pelatih membuka sessi kemudian memberikan abstraksi singkat tentang materi yang akan dibahas bersama-sama
2. Pelatih memberikan pertanyaan-pertanyaan (melakukan brainstorming) kepada peserta seputar materi yang akan dibahas, hal ini untuk mengukur tingkat pengetahuan awal peserta terhadap materi yang akan diberikan sebelum disampaikan oleh narasumber
3. Pelatih memperkenalkan narasumber kepada peserta, selanjutnya mempersilakan narasumber untuk memaparkan materi dilanjutkan dengan dialog
4. Pelatih mengulasa secara garis besar hasil dialog kemudian mengarahkan kepada kesimpulan
5. Pelatih memberikan beberapa saran penting terkait dengan materi dan diakhiri dengan menutup sessi.





15. Networking dan Lobying
1. Pokok Bahasan
1. Pengertian dan Urgensi networking dan lobbying
2. Memahami struktur jaringan
3. Teknik networking
4. Teknik lobying

2. Tujuan
1. Mencetak kader IPNU yang memahami networking dan lobbying
2. Menguasai teknik pembangunan jaringan dan lobi untuk memperlancar pelaksanaan program.

3. Metode
1. Ceramah dan dialog
2. Brainstorming

4. Media
1. Papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano
3. OHP/In Focus

5. Waktu
Alokasi waktu 120 menit efektif

6. Proses Kegiatan
1. Pelatih membuka sessi kemudian memberikan abstraksi singkat tentang materi yang akan dibahas bersama-sama
2. Pelatih memberikan pertanyaan (melakukan brainstorming) dengan peserta seputar materi yang akan dibahas, hal ini untuk mengukur tingkat pengetahuan awal peserta terhadap materi yang akan diberikan sebelum disampaikan oleh narasumber
3. Pelatih memperkenalkan narasumber kepada peserta, selanjutnya mempersilakan kepada narasumber untuk memaparkan materi dilanjutkan dengan dialog
4. Pelatih mengulas hasil dialog secara garis besar kemudian mengarahkan kepada kesimpulan
5. Pelatih memberikan beberapa saran penting terkait dengan materi, dan diakhiri dengan menutup sessi.

16. Evaluasi
a. Pokok Bahasan
1. Review dan evaluasi akhirpenyelenggaraan latihan
2. Post test

b. Tujuan
1. Mampu mengorganisir dan mengungkapkan kembali pengalaman latihan peserta sejak awal sampai akhir pelatihan, sehingga mengetahui kelebihan dan kekurangan selama latihan berlangsung
2. Mampu memberikan umpan balik dan kritikan terhadap proses pelaksanaan latihan ini serta saran-saran mereka untuk perbaikan pelaksanaan latihan di masa yang akan dating.

c. Metode
1. Angket, diskusi
2. Post test

d. Media
1. Papan tulis white board dan spidolnya
2. Kertas plano
3. Formulir isian evaluasi dan soal-soal pos test serta form umpan balik

e. Waktu
Alokasi waktu 90 menit efektif


f. Proses Kegiatan
1. Pelatih membuka sessi, kemudian memberikan penjelasan singkat tentang evaluasi pelatihan dan tujuannya
2. Pelatih membagikan angket kepada masing-masing peserta
3. Pelatih membagi peserta ke dalam beberapa kelompok diskusi, kemudian masing-masing kelompok merumuskan beberapa kekurangan dan kelebihan dari masing-masing sessi yang berkaitan dengan prosesi latihan, misalnya infrastruktur pelatihan, materi, pelatih, metode, narasumber, peserta, suasana, system kelekatan, dan lain-lain berdasarkan hasil identifikasi isian angket masing-masing peserta
4. Hasil diskusi dituangkan dalam kertas planokemudian dipresentasikan oleh masing-masing kelompok
5. Pelatih memandu untuk mengidentifikasi masing-masing permasalahan sehingga menjadi entry point bagi peserta di dalam menyelenggarakan pelatihan berikutnya
6. selanjutnya pelatih menyimpulkan hasil diskusi secara garis besar
7. Untuk melihat daya serap materi pelatihan selama proses pelatihan, maka pelatih memberikan post test kepada peserta dan beberapa angket umpan balik
8. Pelatih menutup sessi.

17. Rencana Tindak Lanjut ( RTL )
a. Pokok Bahasan
1. Rencana tindak lanjut latihan
2. Rumusan strategi tindak lanjut untuk pengembangan kemampuan peserta

b. Tujuan
1. Menyadari pentingnya suatu tindak lanjut latihan sebagai bentuk perwujudan dari pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang diperolehnya selama latihan
2. Mampu menyusun suatu rencana tindak lanjut yang dapat dan mungkin dilaksanakannya pasca latihan.

c. Metode
1. Angket
2. Diskusi

d. Media
1. Papan tulis white board
2. Spidol dan kertas plano
3. Lembar angket tindak lanjut kegiatan

e. Waktu
Alokasi waktu 90 menit efektif

f. Proses Kegiatan
1. Pelatih membuka sessi kemudian memberikan penjelasan singkat tentang rencana tindak lanjut sebagai pendalaman materi, peningkatan skill organisasi, pengalaman organisasi, dan lain-lain
2. Agar hasil rencana tindak lanjut tepat sasaran, maka sebaiknya dibuat forum segitiga, yakni Peserta, Pelatih, dan Pimpinan structural kepengurusan yang bersangkutan
3. Pelatih membagikan angket kegiatan tindak lanjut kegiatan kepada masing-masing peserta
4. Setelah selesai diisi oleh peserta, maka pelatih memandu forum untuk mengidentifikasi hasil angket kegiatan tindak lanjut kegiatan sebagai rumusan kegiatan besar yang akan dilaksanakan pasca Latihan Kader Utama
5. Untuk membahas teknis secara lebih rinci, maka pelatih menyerahkan kepada pimpinan struktural kepengurusan untuk memimpin diskusi
6. Hasil pembahasan tersebut kemudian dituangkan dalam plano dan menjadi ketetapan kegiatan yang harus dilaksanakan
7. Pelatih memberikan penegasan secara garis besar atas hasil perumusan rencana tindak lanjut
8. Kemudian diakhiri dengan penutupan sessi oleh pelatih.

Humor Gusdur

Kumpulan
Humor
Gus Dur
di Internet
Dikompilasi oleh:
greenourheart
greenourheart@gmail.com
Foto: Vivanews.com
2
Pendahuluan
Almarhum K.H. Abdurrahman Wahid alias Gus
Dur memang fenomenal. Ia dikenal sebagai
pribadi yang unik dan otentik. Otentisitasnya
inilah yang membuat ia senantiasa dikenang.
Semasa hidup, pernyataan Gus Dur seringkali
nyeleneh dan kadang-kadang bikin telinga merah
bagi yang merasa tersindir.
Tapi faktanya, Gus Dur merupakan sosok yang
dicintai. Saat wafat ditangisi banyak orang.
Semua orang berebut mengucapkan selamat
jalan. Insan-insan dari berbagai agama
berlinangan airmata dan mendoakan
perjalanannya ke alam yang baru.
Saking populernya Gus Dur, bahkan ada pula
yang memanfaatkan wafatnya Gus Dur demi
kepentingan politik. Tapi sudahlah, buku
elektronik ini tak hendak membahas itu. Sekali
lagi, Gus Dur memang sosok otentik yang
pupulis dan dicintai. Entah kapan bangsa ini
punya anak bangsa sekelas Gus Dur lagi.
Kumpulan Humor Gus Dur di Internet ini bukan
hasil pikiran saya. Saya hanya mencomot sanasini,
lantas menjahitnya jadi satu. Bahanbahannya
saya ambil dari berbagai blog dan
website.
3
Saya menemukan banyak sekali humor-humor
Gus Dur di internet. Humor-humor Gus Dur di
berbagai blog dan website saling melengkapi.
Humor Gus Dur tentang A, misalnya, bisa
ditemukan di blognya “si fulan” atau “si fatul”,
tapi humor tersebut tak ditemukan di blognya “si
minah”. Sebaliknya, di blog “si minah”
ditemukan humor lain seputar Gus Dur.
Saya lihat intensitas penulisan humor Gus Dur di
internet meningkat setelah Gus Dur wafat. Saya
sendiri juga mengupload tautan-tautan humor
Gus Dur di internet, di salah satu blog saya. Dan
ternyata, sampai kini posting saya tersebut
banyak dilihat dan didownload.
Humor-humor Gus Dur atau ala Gus Dur tak
hanya lucu, seringkali sarkastis dan mengandung
banyak pembelajaran.
Inilah salah satu warisan Gus Dur bagi bangsa
ini. Humor yang reflektif. Anekdot yang
bermakna.
Selamat menikmati.
10 Januari 2009
Greenourheart
greenourheart@gmail.com
4
1. Peternak Lebah ala Gus
Dur
Saat Presiden Abdurrahman Wahid
menjabat, Departemen Kehutanan dan
Perkebunan (Dephutbun) tidak henti
didemo. Setiap hari ada saja kelompok yang
berdemonstrasi di departemen yang saat itu
dipimpin Nur Mahmudi Ismail.
Tuntutan mereka sama, yang mendeseak
pembatalan pengangkatan Sutjipto sebagai
Sekjen Dephutbun.
"Sutjipto terlalu tua, copot saja!" teriak salah
satu pendemo. "Sutjipto bukan pejabat karir,
berikan saja jabatan itu kepada orang
dalam!" pekik yang lain. "Pengangkatan
Sutjipto berbau KKN, copot saja," bunyi
tulisan sebuah poster yang diacungkan.
Rentetan demonstrasi yang sempat
melumpuhkan sebagian kegiatan Dephutbun
itu. Pasalnya, tidak sedikit karyawan yang
ikutan berdemo, yang pada akhirnya
menyerempet posisi Menteri Nur Mahmudi
sendiri. Tapi Presiden berkeras supaya
Sutjipto dipertahankan.
Dalam suasana seperti itulah cucu KH
5
Hasyim Asy'ari itu, melantik pengurus
Perhimpunan Peternak Lebah di Jakarta
akhir Maret 2000.
Dalam pidatonya, Gus Dur antara lain
memaparkan mengenai kondisi peternakan
lebah terkini.
"Kita ini setiap tahun masih mengimpor 350
ribu ton lebah dari luar negeri," tutur dia.
"Lah, orang-orang yang berdemo itu,
daripada mendemo menterinya mbok lebih
baik beternak lebah, supaya kita tidak
mengimpor lagi!" pinta Gus Dur. (rhs)
Sumber: okezone.com, 04 Januari 2010
2. Fenomena 'Gila' Gus Dur
Konon, guyonan mantan Presiden
Abdurrahman Wahid selalu ditunggu-tunggu
oleh banyak kalangan, termasuk presiden
dari berbagai negara.
Pernah suatu ketika, Gus Dur membuat
tertawa Raja Saudi yang dikenal sangat
serius dan hampir tidak pernah tertawa.
Oleh Kiai Mustofa Bisri (Gus Mus),
6
momentum tersebut dinilai sangat
bersejarah bagi rakyat Negeri Kaya Minyak.
"Kenapa?" tanya Gus Dur.
"Sebab sampeyan sudah membuat Raja
ketawa sampai giginya kelihatan. Baru kali
ini rakyat Saudi melihat gigi rajanya," jelas
Gus Mus, yang disambut gelak tawa Gus
Dur.
Melekatnya predikat humoris pada Presiden
RI yang keempat itu pun sempat membuat
Presiden Kuba Fidel Alejandro Castro Ruz
penasaran. Suatu ketika, keduanya
berkesempatan bertemu.
Seperti yang diceritakan oleh mantan Kepala
Protokol Istana Presiden Wahyu Muryadi
pada tayangan televisi, Fidel Castro bertanya
kepada Gus Dur mengenai joke teranyarnya.
Dijawablah oleh Gus Dur, "Di Indonesia itu
terkenal dengan fenomena 'gila',".
Fidel Castro pun menyimak pernyataan
mengagetkan tersebut.
"Presiden pertama dikenal dengan gila
wanita. Presiden kedua dikenal dengan gila
harta. Lalu, presiden ketiga dikenal gila
teknologi," tutur Gus Dur yang kemudian
7
terdiam sejenak.
Fidel Castro pun semakin serius
mendengarkan lanjutan cerita.
"Kemudian, kalau presiden yang keempat, ya
yang milih itu yang gila," celetuk Gus Dur.
Fidel Castro pun diceritakan terpingkalpingkal
mendengar dagelan tersebut. (rhs)
Sumber: okezone.com, 02 Januari 2010
3. Cerita Gus Dur Soal Naik
Kereta
Setelah mendapat larangan dari dokternya
untuk tidak melakukan perjalanan jauh
dengan menggunakan pesawat terbang, Gus
Dur kemudian nekat untuk berpergian jauh
menggunakan kereta api.
"Anda mau pergi naik kerata api Gus?
Memangnya Anda pikir bisa sampai tepat
waktu dengan naik kereta api?" ledek si
dokter.
"Anda jangan meremehkan, kereta itu cepet
banget loh!" jawab mantan Presiden RI ke-4
itu.
8
"Kereta api mana yang bisa menandingi
kecepatan pesawat terbang?" tanya dokter.
"Oho.. Anda jangan salah. Semua kereta api
bisa lebih cepat dari pesawat," kilah pria
kelahiran Jombang, Jawa Timur, 7
September 1940 ini.
"Anda mimpi kali. Semua orang juga tahu
kalau pesawat itu jelas lebih cepat
dibandingkan kereta api," cecar sang dokter.
"Wah, Anda salah. Memang sekarang ini
pesawat lebih cepat. Tapi itu karena kereta
api baru bisa merangkak. Coba kalau kereta
api nanti sudah bisa berdiri dan bisa lari.
Wuiih.. pasti bakalan jauh lebih cepat dari
pesawat," jawab Gus Dur, disambut wajah
kecut sang dokter. (rhs)
Sumber: Okezone.com, Kamis, 07
Januari 2010
4. Obrolan Para Presiden
Saking udah bosannya keliling dunia, Gus
Dur coba cari suasana di pesawat RI-01. Kali
ini dia mengundang Presiden AS dan
Perancis terbang bersama Gus Dur buat
9
keliling dunia. Boleh dong, emangnya AS dan
Perancis aja yg punya pesawat
kepresidenan. Seperti biasa...
setiap presiden selalu ingin memamerkan
apa yang menjadi kebanggaan negerinya.
Tidak lama presiden Amerika, Clinton
mengeluarkan tangannya dan sesaat
kemudian dia berkata: "Wah kita sedang
berada di atas New York!"
Presiden Indonesia (Gus Dur): "Lho kok bisa
tau sih?"
"Itu.. patung Liberty kepegang!", jawab
Clinton dengan bangganya.
Ngga mau kalah presiden Perancis, Jacques
Chirac, ikut menjulurkan tangannya keluar.
"Tau nggak... kita sedang berada di atas
kota Paris!", katanya dengan sombongnya.
Presiden Indonesia: "Wah... kok bisa tau
juga?"
"Itu... menara Eiffel kepegang!", sahut
presiden Perancis tersebut.
Karena disombongin sama Clinton dan
Chirac, giliran Gus Dur yang menjulurkan
tangannya keluar pesawat...
10
"Wah... kita sedang berada di atas Tanah
Abang!!!", teriak Gus Dur.
"Lho kok bisa tau sih?" tanya Clinton dan
Chirac heran karena tahu Gus Dur itu kan
nggak bisa ngeliat.
"Ini... jam tangan saya ilang...", jawab Gus
Dur kalem.
Sumber: gusdur.net, 13 November
2008
5. Sate Babi
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat
percakapan serius.
Ajudan: Gus, menurut Anda makanan apa
yang haram?
Gus Dur: Babi
Ajudan: Yang lebih haram lagi
Gus Dur: Mmmm ... babi mengandung babi!
Ajudan: Yang paling haram?
Gus Dur: Mmmm ... nggg ... babi
mengandung babi tanpa tahu bapaknya
dibuat sate babi! (//mbs)
Sumber : Okezone.com, Selasa, 1
September 2009
11
6. Gus Dur Diplintir Media
Gus Dur, dalam satu acara peluncuran
biografinya, menceritakan tentang kebiasan
salah kutip oleh media massa atas berbagai
pernyataan yang pernah dikeluarkannya.
Dia mencontohkan, ketika berkunjung ke
Sumatera Utara ditanya soal pernyataan
Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew
tentang gembong teroris di Indonesia, dia
mengatakan, pada saatnya nanti akan
mengajarkan demokratisasi di Singapura.
Namun, sambungnya, media massa
mengutip dia akan melakukan demo di
Singapura.
Walah ... walah, gitu aja kok repot! (//mbs)
sumber: okezone, Jum'at, 29 Mei 2009
- 13:06 wib
7. Kuli dan Kyai
Rombongan jamaah haji NU dari Tegal tiba
di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah Arab
Saudi. Langsung saja kuli-kuli dari Yaman
berebutan untuk mengangkut barang-barang
yang mereka bawa. Akibatnya, dua orang di
antara kuli-kuli itu terlibat percekcokan
12
serius dalam bahasa Arab.
Melihat itu, rombongan jamaah haji tersebut
spontan merubung mereka, sambil berucap:
Amin, Amin, Amin!
Gus Dur yang sedang berada di bandara itu
menghampiri mereka: "Lho kenapa Anda
berkerumun di sini?"
"Mereka terlihat sangat fasih berdoa, apalagi
pakai serban, mereka itu pasti kyai."(//ahm)
Sumber: okezone.com, Kamis, 2 April
2009 - 15:05 wib
8. Kaum Almarhum
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya
pada isyarat dari makam-makam leluhur?
Kelihatannya dia memang percaya, sebab
Gus Dur selalu siap dengan gigih dan
sungguh-sungguh membela "ideologi"nya
itu. Padahal hal tersebut sering membuat
repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar,
ketika ditanya kenapa Gus Dur sering
berziarah ke makam para ulama dan
leluhur.
13
"Saya datang ke makam, karena saya tahu.
Mereka yang mati itu sudah tidak punya
kepentingan lagi." Katanya.
Sumber: gusdur.net, Sabtu, 14
November 2008
9. Pengalaman Gus Dur Naik
Haji
Gus Dur seperti tidak pernah kehabisan
cerita, khususnya yang bernada sindiran
politik. Menurut dia, ada kejadian menarik di
masa pemerintah Orde Baru.
Suatu kali Presiden Soeharto berangkat ke
Mekkah untuk berhaji. Karena yang pegi
seorang persiden, tentu sejumlah menteri
harus ikut mendampingi. Salah satunya
"peminta pertunjuk" yang paling rajin,
Menteri Penerangan Harmoko.
Setelah melewati beberapa ritual haji,
rombongan Soeharto pun melaksanakan
jumrah, yakni simbol untuk mengusir setan
dengan cara melempar batu ke sebuah tiang
mirip patung. Di sini lah muncul masalah,
terutama bagi Harmoko.
Beberapa kali batu yang dilemparkannya
14
selau berbalik menghantam jidatnya. "Wah
kenapa jadi begini ya?" cerita Gus Dus
menuturkan pernyataan Harmoko yang saat
itu tampak gemetar karena takut.
Lalu Harmoko pindah posisi. Hasilnya sama
saja, batu yang dilemparnya seperti ada
yang melempar balik ke arah dirinya. Setelah
tujuh kali lemparan hasilnya selalu sama,
Harmoko pun menoleh ke kanan dan ke kiri,
mencari-cari posisi presiden untuk "minta
petunjuk". Setelah ketemu, lalu dengan lega
ia tergopoh-gopoh menghampiri Bapak
Presiden.
Namun, sebelum sampai di hadapan
Soeharto, ia turut mendengar bisikan "Hai
manuia, sesama setan jangan saling
lempar."
(rhs)
Sumber: okezone.com, 11 Januari 2010
10. Cuma Takut Tiga Roda
Suatu hari, saat Abdurarahman Wahid
menjabat sebagai Presiden RI, ada
pembicaraan serius. Pembicaraan bertopik
isu terhangat dilakukan selesai menghadiri
sebuah rapat di Istana Negara.
15
Diketahui, pembicaraan itu mengenai wabah
demam berdarah yang kala itu melanda kota
Jakarta. Gus Dur pun sibuk
memperbincangkan penyakit mematikan
tersebut.
"Menurut Anda, mengapa demam berdarah
saat ini semakin marak di Jakarta Pak?"
tanya seorang menterinya.
"Ya karena Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso
melarang bemo, becak, dan sebentar lagi
bajaj dilarang beredar di Kota Jakarta ini.
Padahal kan nyamuk sini cuma takut sama
tiga roda...!" (rhs)
Sumber: okezone.com, 01 Januari 2010
11. Tak Punya Latar Belakang
Presiden
Mantan Presiden Abdurrahman Wahid
memang unik. Dalam situasi genting dan
sangat penting pun dia masih sering
meluncurkan joke-joke yang mencerdaskan.
Seperti yang dituturkan Ketua Mahkamah
Konstitusi Mahfud MD saat diinterview salah
satu televisi swasta. "Waktu itu saya hampir
16
menolak penunjukannya sebagai Menteri
Pertahanan. Alasan saya, karena saya tidak
memiliki latar belakang soal TNI/Polri atau
pertahanan," ujar Mahfud.
Tak dinyana, jawaban Gus Dur waktu itu
tidak kalah cerdiknya. "Pak Mahfud harus
bisa. Saya saja menjadi Presiden tidak perlu
memiliki latar belakang presiden kok," ujar
Gus Dur santai.
Karuan saja Mahfud MD pun tidak berkutik.
"Gus Dur memang aneh. Kalau nggak aneh,
pasti nggak akan memilih saya sebagai
Menhan," kelakar Mahfud. (mbs)
Sumber: okezone.com, 01 Desember
2009
12. Airport Abdurrahman
Wahid
Pada akhir April 2000, Gus Dur sempat ke
Malang, dan mendarat di Bandara
Abdurrahman Saleh. Ini mengingatkan dia
pada peristiwa belasan tahun silam, ketika
dia mendarat di bandara yang sama dari
Jakarta, saat masih ada penerbangan reguler
dari Bandara Halim Perdanakusuma ke
Malang.
17
Waktu itu Gus Dur bersama antara lain
Almarhum Jaksa Agung Sukarton
Marmosujono. Sebagaimana lazimnya untuk
rombongan orang penting, mereka pun
disambut oleh pasukan Banser NU.
Ketika romobongan sudah berangkat ke
Selorejo, sekitar 60 kilometer dari bandara,
petugas Banser melapor pada poskonya
melalui handy talky.
"Halo, halo, rojer," kata Mas Banser. "Lapor:
Abdurahman Saleh sudah mendarat di
airport Abdurrahman Wahid!"
Yah, kebalik. (mbs)
Sumber: Okezone.com, 24 Nopember
2009
13. Buto Cakil Pembayar
Demonstran?
Punakawan selalu digambarkan sebagai
kstaria. Musuhnya jelek-jelek semua,
misalnya Buto Cakil. Punakawan sering
diculik, dibawa berpindah dari satu tempat
ke tempat lain.
18
Tapi, menurut Ki Tedjo, sekarang semuanya
serba tak jelas. Perilaku kesatria pun tak
jelas. Yang jadi Punakawan pun tak jelas.
Yang disebut istana pun tak jelas. Sebab
saat ini masih banyak istana, ada yang di
Cendana, ada yang di sana, pokoknya di
mana-mana.
"Supaya rakyat tentram, mbok ya (para elite
politik) itu kalau berantem caranya yang
cerdas lah. Rakyat seperti kita ini kan juga
perlu tahu. Bukan begitu, Gus?"
"Sebelum tahu istananya, harus tahu dulu
siapa demonstrannya," jawab Gus Dur.
"Ya sebelum tahu demonstrannya, harus
tahu dulu siapa yang membayari." (mbs)
Sumber: okezone.com, 10 November
2009
14. Tukang Santet Jakarta
Main hakim sendiri seakan sudah dianggap
normal oleh masyarakat kita. Pelakunya
bukan cuma rakyat biasa, tapi sering justru
aparat yang berwenang. Paling tidak
penghakiman dilakukan di depan aparat.
Sampai-sampai majalah Tempo, jauh
sebelum pembredelan pernah
19
"menghitamkan" beberapa halamannyla
sebagai tanda prihatin. Para pembaca
Tempo tentu kaget dan heran. Bermacam
dugaan pun segera muncul. Gus Dur
termasuk yang heran dan menduga-duga.
"Mengapakah Tempo dibuat hitam seperti
itu?" tanya Gus Dur dalam "kuis imajiner"-
nya.
"Karena reportase soal tukang santet dan
bromocorah Jember."
"Siapakah yang memerintahkan
penghitaman itu?"
"Tukang santet dan bromocorah
Jakarta."(mbs)
Sumber: okezone.com, Senin, 19
Oktober 2009
15. Keliling Dunia Tidak Mati
Kok!
Empat dokter ahli menyampaikan analisis
negatif terhadap kesehatan Gus Dur kepada
DPR. Jauh sebelumnya, salah satu Ketua
DPP Partai Golkar Agung Laksono juga
pernah mengungkit masalah itu. Agung,
20
yang juga dokter, mengusulkan agar
Presiden Gus Dur diperiksa oleh tim dokter
independen. Usul itu disetujui oleh Ketua
MPR Amien Rais.
Saat Gus Dur berkunjung ke Kairo, wartawan
pun menanyakan usulan Agung Laksono itu.
"Kalau mau tahu soal kesehatan sata, tanya
saja sama dokter yang pernah memeriksa
saya," jawab Gus Dur serius.
Kalau belum percaya? "Gampang saja, saya
keliling (dunia) ini tidak mati kok," jawab
Gus Dur menekankan betapa sehatnya dia.
Tapi kemudian Gus Dur bilang, "Masalah
begitu jangan tanya sayalah. Saya sudah
malas menjawabnya. Punya ambisi politik
saja kok sampai begitu." (mbs)
16. Panglima AL Paraguay
Paraguay dikenal sebagai salah satu negara
yang tidak mempunyai laut. Tapi anehnya,
negara Amerika Latin ini punya panglima
angkatan laut.
Suatu ketika, kata Gus Dur, Panglima AL
Paraguay ini berkunjung ke negara Brasil.
Dalam kunjungan itu ia menemui Panglima
AL Brasil. Salah seorang staf AL Brasil yang
21
ikut menemuinya bertanya seenaknya,
"Negara bapak itu aneh ya. Tidak punya
laut, tapi punya panglima seperti Bapak."
Dengan kalem sang tamu pun menanggapio,
"Negeri Anda ini juga aneh, ya. Hukumnya
tidak berjalan, tapi merasa perlu
mengangkat seorang menteri kehakiman."
(mbs)
Sumber: okezone, 15 September 2009
17. Orang NU Gila
Rumah Gus Dur di kawasan Ciganjur,
Jakarta Selatan, sehari-harinya tidak pernah
sepi dari tamu. Dari pagi hingga malam,
bahkan tak jarang sampai dinihari para tamu
ini datang silih berganti baik yang dari
kalangan NU ataupun bukan. Tak jarang
mereka pun datang dari luar kota.
Menggambarkan fanatisme orang NU, kata
Gus Dur, menurutnya ada 3 tipe orang NU.
“Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi
hingga jam sembilan malam, dan
menceritakan tentang NU, itu biasanya
orang NU yang memang punya komitmen
dan fanatik terhadap NU,” tegas Gus Dur.
22
Orang NU jenis yang kedua, mereka yang
meski sudah larut malam, sekitar jam dua
belas sampai jam satu malam, namun masih
mengetuk pintu Gus Dur untuk
membicarakan NU, “Itu namanya orang gila
NU,” jelasnya.
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga
mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari
hingga jam enam pagi, itu namanya orang
NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh.
Sumber: okezone
18. Lupa Tanggal Lahir
Gus Dur, nama lengkapnya adalah
Abdurrahma Al-Dakhil. Dia dilahirkan pada
hari Sabtu di Denanyar, Jombang, Jawa
Timur. Ada rahasia dalam tanggal
kelahirannya. Gus Dur ternyata tidak tahu
persis tanggal berapa sebenarnya dia
dilahirkan.
Sewaktu kecil, saat dia mendaftarkan diri
sebagai siswa di sebuah SD di Jakarta, Gus
Dur ditanya, " Namamu siapa Nak?"
"Abdurrahman," jawab Gus Dur.
23
"Tempat dan tanggal lahir?' "Jombang ...,"
jawab Gus Dur terdiam beberapa saat.
"Tanggal empat, bulan delapan, tahun
1940," lanjutnya
Gus Dur agak ragu sebab dia menghitung
dulu bula kelahirannya. Gus Dur hanya hapal
bulan Komariahnya, yaitu hitungan
berdasarkan perputaran bulan. Dia tidak
ingat bulan Syamsiahnya atay hitungan
berdasarkan perputaran matahari.
Yang Gus Dur maksud, dia lahir bulan
Syakban, bulan kedelapan dalam hitungan
Komariag. Tetapi gurunya menganggap
Agustus, yaitu bulan delapan dalam hitungan
Syamsiah.
Maka sejak itu dia dianggap lahir pada
tanggal 4 Agustus 1940. Padahal sebenarnya
dia lahir pada 4 Syakban 1359 Hijriah atau 7
September 1940.
19. Santri Dilarang Merokok
"Para santri dilarang keras merokok!"
begitulah aturan yang berlaku di semua
pesantren, termasuk di pesantren Tambak
Beras asuhan Kiai Fattah, tempat Gus Dur
24
pernah nyatri. Tapi, namanya santri, kalau
tidak bengal dan melanggar aturan rasanya
kurang afdhol.
Suatu malam, tutur Gus Dur, listrik di
pesantren itu tiba-tiba padam. Suasana pun
jadi gelap gulita. Para santri ada yang tidak
peduli, ada yang tidur tapi ada juga yang
terlihat jalan-jalan mencari udara segar. Di
luar sebuah rumah, ada seseorang sedang
duduk-duduk santai sambail merokok.
Seorang santri yang kebetulan melintas di
dekatnya terkejut melihat ada nyala rokok di
tengah kegelapan itu.
"Nyedot, Kang?" sapa si santri sambil
menghampiri "senior"-nya yang sedang asyik
merokok itu. Langsung saja orang itu
memberikan rokok yang sedang dihisapnya
kepada sang "yunior". Saat dihisap, bara
rokok itu membesar, sehingga si santri
mengenali wajah orang tadi.
Saking takutnya, santri itu langsung lari
tunggang langgang sambil membawa rokok
pinjamannya. "Hai, rokokku jangan dibawa!"
teriak Kiai Fatta.
20. Doa Mimpi Matematika
25
Jauh sebelum menjadi presiden, Gus Dur
dikenal sebagai penulis yang cukup
produktif. Hampir tiap pekan tulisannya
muncul di koran atau majalah. Tema
tulisannya pun beragam, dari soal politik,
sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Dia pernah mengangkat soal puisi yang
ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15
tahun yang dimuat majalah Zaman.
Kata Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih
jujur dalam mengungkapkan keinginannya.
Enggak percaya? Gus Dur membacakan puisi
yang dibuat Zul Irwan
Tuhan …
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi
21. Obrolan Hari Jumat
Pernah suatu ketika Gus Dur di ruang
kerjanya di Istana Merdeka menerima
Mohammad Sobary, peneliti dari LIPI,
kolumnis dan pernah menjadi pemimpin
Kantor Berita Antara dan Djohan Effendi
(Kepala Litbang Departemen Agama).
26
Hampir sepanjang hari Gus Dur berbincangbincang
dengan kedua sahabatnya tersebut.
Sobary sempat menjadi moderator ketika
berlangsung dialog antara Gus Dur dengan
masyarakat seusai shalat Jumat di Masjid
Baiturrahim (Masjid Istana Kepresidenan).
Sobary lantas mengulang cerita Gus Dur
tentang hal lucu yang terjadi di sekitar Gus
Dur selama masa istirahat. Sebelum shalat
Jumat, Gus Dur dari ruang kerjanya
menelepon Menteri Agama di kantornya.
Kebetulan yang mengangkat telepon di
kantor Menteri Agama adalah seorang staf
menteri.
Dialognya demikian:
Gus Dur: Hallo, saya mau bicara dengan
Menteri Agama
Staf Departemen Agama: Ini siapa?
Gus Dur: Saya Abdurrahman Wahid
Staf Departemen Agama: Abdurrahman
Wahid siapa?
Gus Dur: Presiden.....
22. Dua Gus Adalah Musuh
Orba
27
Di kalangan Nahdliyin, Gus adalah julukan
bagi anak kiai yang mereka hormati .
Panggilan hormat itu tetap melekat, bahkan
sampai si anak sudah jadi bapak atau kakek
. Begitulah, menurut Gus Dur, ada Gus Nun,
Gus Mus, dan lain-lain-anpa menyebut diri
sendiri.
Lain sikap hormat kalangan Nahdliyin, lain
pula pandangan pemerintah Orde Baru.
Yang terakhir ini tak suka dengan para Gus
itu, terutama yang kritis terhadap
kekuasaan.
Kekritisan Gus Dur terhadap pemerintah
Orde Baru mengakibatkan ia "dikucilkan."
Gus Nun sering ngomong pedas, maka
dianggap musuh pemerintah juga .
Tapi , kata Gus Dur, di acara jamuan makan
malam bersama tamu-tamunya, sebenarnya
ada satu "Gus" lagi yang tidak disukai
pemerintah .
Para tamu pun penasaran, dan menunggu
Gus siapa lagi gerangan yang dimaksud .
"Gusmao...," ungkap Gus Dur menyebut
nama belakang Kay Rala Xanana (sekarang
28
Presiden Timor Leste), pemimpin Fretilin
yang saat itu masih di penjara.
23. Gus Dur dan UU
Pornografi
Humor ini muncul saat Dewan Perwakilan
Rakyat akan mengesahkan Rancangan
Undang-undang Pornografi menjadi undangundang
pada pertengahan 2008. Berbagai
pro dan kontra berkembang. Demonstrasi di
mana-mana.
Gus Dur yang terkenal sebagai tokoh
kebebasan berpikir, tidak ambil pusing. Bagi
dia, di dalam Islam pun telah ada porno.
Jadi tidak perlu diperdebatkan. Berikut cerita
mengenai 189 Gaya Bersetubuh yang dikutip
dari berbagai sumber:
Ketika semua pihak berteriak musnahkan
pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena
tidak sesuai dengan syariat Islam, Gus Dur
justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha
mengambil contoh dari sisi pandangan Islam
tentang porno tersebut.
Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab
interview, Gus Dur menyebut kitab Raudlatul
Mu’aththar sebagai korban tentang
29
kesalahan memandang pengertian daripada
kata porno.
“Anda tahu, kita Raudlatul Mu’aththar
(Kebun Wewangian) itu merupakan kitab
Bahasa Arab yang isinya tata cara
bersetubuh dengan 189 gaya."
"Kalau begitu, kitab itu cabul dong?”
24. Becak Dilarang Masuk
Saat menjadi presiden, Gus Dur pernah
bercerita kepada Menteri Pertahanan saat
itu, Mahfud MD, tentang orang Madura yang
katanya banyak akal dan cerdik. Cerita ini
masuk dalam buku Setahun bersama Gus
Dur, Kenangan Menjadi Menteri di Saat Sulit.
Ceritanya, ada tukang becak asal Madura
yang pernah dipergoki oleh polisi ketika
melanggar rambu “becak dilarang masuk”.
Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada
rambu gambar becak disilang dengan garis
hitam yang berarti jalan itu tidak boleh
dimasuki becak.
“Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan
gambar becak tidak boleh masuk jalan ini,”
bentak polisi.
30
“Oh saya melihat pak, tapi itu kan
gambarnya becak kosong. Becak saya kan
ada yang mengemudi,” jawab si tukang
becak .
“Bodoh, apa kamu tidak bisa baca? Di bawah
gambar itu kan ada tulisan bahwa becak
dilarang masuk,” bentak pak polisi lagi.
“Tidak pak, saya tidak bisa baca, kalau saya
bisa membaca maka saya jadi polisi seperti
sampeyan, bukan jadi tukang becak seperti
ini,” jawab si tukang becak sambil
cengengesan.
25. Radio Islami
Seorang Indonesia yang baru pulang
menunaikan ibadah haji terlihat marahmarah.
“Lho kang, ngopo ngamuk-ngamuk
mbanting radio? (Kenapa ngamuk-ngamuk
membanting radio?)” tanya kawannya
penasaran.
“Pembohong! Gombal!” ujarnya geram.
Temannya terpaku kebingungan.
“Radio ini di Mekkah tiap hari ngaji Alquran
31
terus. Tapi di sini, isinya lagu dangdut tok.
Radio begini kok dibilang radio Islami.”
“Sampean (Anda) tahu itu radio Islami dari
mana?”
“Lha…, itu bacaannya all-transistor. Kan
pakai Al."
26. Ho Oh
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari
Amerika Serikat sedang jalan-jalan di
Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia
kemudian bertanya kepada seorang penjual
rokok. "Apa betul ini Jalan Sudirman?" "Ho
oh," jawab si penjual rokok.
Karena bingung dengan jawaban tersebut,
dia kemudian bertanya lagi kepada seorang
Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa
ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab,
"Betul."
Karena bingung mendapat jawaban yang
berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus
Dur yang waktu itu kebetulan melintas
bersama ajudannya. "Apa ini Jalan
32
Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar."
Bule itu semakin bingung saja karena
mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu
akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi,
mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab
"Ho oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" dan
yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata
"benar."
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata,
"Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada
tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh,
kalau yang bertanya kepada tamatan SMA
maka jawabannya adalah betul. Sedangkan
kalau yang bertanya kepada tamatan
Universitas maka jawabannya benar."
Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya
bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?"
Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho ...
oh!"
Sumber: marhendraputra.co.cc, 3 Januari
2010
Made In Japan, Sangat Cepat ...
Di luar Hotel Hilton, Gus Dur bersama
sahabatnya yang seorang turis Jepang mau
33
pergi ke Bandara. Mereka naik taksi di jalan,
tiba-tiba saja ada mobil kencang sekali
menyalip taksinya. Dengan bangga Si
Jepang berteriak, "Aaaah Toyota, made in
Japan. Sangat cepat...!"
Tidak lama kemudian, mobil lain menyalip
taksi itu. Si Jepang teriak lagi, "Aaaah
Nissan, made ini Japan. Sangat cepat."
Beberapa lama kemudian, taksi yang ia naiki
lagi-lagi disalip mobil, dan Si Jepang teriak
lagi "Aaaah Mitsubishi. Made in Japan sangat
cepat...!" Gus Dur dan sopir taksi itu merasa
kesal melihat Si Jepang ini bener-bener
nasionalis.
Kemudian, sesampainya di bandara, sopir
taksi bilang ke Si Jepang. "100 dolar,
please..."
"100 dolars...?! Ini tidak jauh dari hotel."
"Aaaah... Argometer made in Japan kan
sangat cepat sekali," kata Gus Dur menyahut
Si Jepang itu.
27. DPR Turun Pangkat
Dia juga sempat melontarkan guyonan
34
tentang prilaku anggota Dewan Perwakilan
Rakyat. Sempat menyebut mereka sebagai
anak Taman Kanak-Kanak. Gus Dur pun
berseloroh anggota DPR sudah "turun
pangkat" setelah ricuh dalam sidang
paripurna pembahasan kenaikan bahan
bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
"DPR dulu TK, sekarang playgroup," kata
Gus Dur, ketika menjawab pertanyaan
wartawan tentang kejadian di DPR saat
sidang itu.
28. Dicium Artis Cantik
Magnet sense of humor Gus Dur yang tinggi
membuat kesengsem salah satu artis cantik
saat hadir dalam suatu acara di rumah salah
seorang pengasuh Pondok Kajen. Saking
gemesnya, artis itu dengan santai langsung
ngesun (mencium) pipi Gus Dur tanpa pake
permisi.
Jelas beberapa di antara mereka yang hadir
langsung dibikin kaget dan bingung. Siapa
yang kuat ngeliat kiat nyentrik cuma diem
aja disun (dicium) artis cantik.Tak lama
kemudian begitu sudah agak sepi, Gus Mus
yang sedang di antara mereka, langsung
numpahin sederet kalimat yang sudah dari
35
tadi cuma bisa disimpan dalam hati. “Loh
Gus, Kok Gus Dur diam saja sih disun sama
perempuan?’
Dengan santai dan silakan bayangin sendiri
gayanya, Gus Dur malah ngasih jawaban
sepele.
“Lha wong saya kan nggak bisa lihat. Ya
mbok sampeyan jangan pengin.”
29. NU Diskon
Suatu hari, di bulan Ramadan, Gus Dur
bersama seorang kiai lain (kiai Asrowi)
pernah diundang ke kediaman mantan
presiden Soeharto untuk buka bersama.
Setelah buka, kemudian salat Maghrib
berjamaah. Setelah minum kopi, teh dan
makan, terjadilah dialog antara Soeharto dan
Gus Dur.
“Gus Dur sampai malam di sini?”
“Engga Pak! Saya harus segera pergi ke
‘tempat lain’.”
“Oh iya ya ya… silaken. Tapi kiainya kan
ditinggal di sini ya?”
36
“Oh, iya Pak, tapi harus ada penjelasan.”
“Penjelasan apa?”
“Salat Tarawihnya nanti itu ngikutin NU lama
atau NU baru?”
Soeharto jadi bingung, baru kali ini dia
mendengar ada NU lama dan NU baru.
Kemudian dia bertanya. “Lho NU lama dan
NU baru apa bedanya?”
”Kalau NU lama, Tarawih dan Witirnya itu 23
rakaat,” kata Gus Dur.
“Oh iya iya ya ya… ga apa-apa….”
Gus Dur sementara diam.
“Lha kalau NU baru?” tanya Soeharto.
“Diskon 60 persen. Salat Tarawih dan
Witirnya cuma tinggal 11 rakaat.” Semua
tamu buka puasa langsung tertawa.
30. Che Guevara
guyonan Gus Dur sewaktu masih menjadi
Presiden RI, saat berkunjung ke Kuba dan
bertemu dengan Fidel Castro.
37
Saat itu Fidel Castro mendatangi hotel
tempat Gus Dur dan rombongannya
menginap selama di Kuba. Dan mereka pun
terlibat pembicaraan hangat, menjurus
serius. Agar pembicaraan tidak terlalu
membosankan, Gus Dur pun mengeluarkan
jurus andalannya, yaitu guyonan.
Beliau bercerita pada pemimpin Kuba, Fidel
Castro, bahwa ada 3 orang tahanan yang
berada dalam satu sel. Para tahanan itu
saling memberitahu bagaimana mereka bisa
sampai ditahan di situ. Tahanan pertama
bercerita, “Saya dipenjara karena saya anti
dengan Che Guevara.” Seperti diketahui Che
Guevara memimpin perjuangan kaum
sosialis di Kuba.
Tahanan kedua berkata geram, “Oh kalau
saya dipenjara karena saya pengikut Che
Guevara!” Lalu mereka berdua terlibat
perang mulut. Tapi mendadak mereka
teringat tahanan ketiga yang belum ditanya.
“Kalau kamu kenapa sampai dipenjara di
sini?” tanya mereka berdua kepada tahanan
ketiga.
Lalu tahanan ketiga itu menjawab dengan
berat hati, “Karena saya Che Guevara.”
38
Fidel Castro pun tertawa tergelak-gelak
mendengar guyonan Gus Dur tersebut.
31. Siapa yang Paling Berani
Di atas geladak kapal perang US Army tiga
pemimpin negara sedang “berdiskusi”
tentang prajurit siapa yang paling berani. Eh
kebetulan di sekitar kapal ada hiu-hiu yang
sedang kelaparan lagi berenang mencari
makan …
Bill Clinton: Kalau Anda tahu … prajurit kami
adalah yang terberani di seluruh dunia …
Mayor .. sini deh … coba kamu berenang
keliling ini kapal sepuluh kali.
Mayor: (walau tahu ada hiu) siap pak, demia
“The Star Spangled Banner” saya siap ,,,
(akhirnya dia terjun dan mengelilingi kapal
10 kali sambil dikejar hiu).
Mayor: (naik kapal dan menghadap) Selesai
pak!!! Long Live America!!
Clinton: Hebat kamu, kembali ke pasukan!
Koizumi: (tak mau ketinggal, dia panggil
sang sersan) Sersan! Menghadap sebentar
(sang Sersan datang) … coba kamu keliling
kapal ini sebanyak 50 kali … !
39
Sersan: (melihat ada hiu … glek … tapi) for
the queen I’am ready to serve!!! (pekik sang
sersan, kemudian membuka-buka baju lalu
terjun ke laut dan berenang keliling 50 kali
… dan dikejar hiu juga).
Sersan: (menghadap sang perdana menteri)
GOD save the queen!!!
Koizumi: Hebat kamu … kembali ke tempat
… Anda lihat Pak Clinton … Prajurit saya
lebih berani dari prajurit Anda … (tersenyum
dengan hebat …)
Gus Dur: Kopral ke sini kamu … (setelah
dayang …) saya perintahkan kamu untuk
terjun ke laut lalu berenang mengelilingi
kapal perang ini sebanyak 100 kali … ok?
Kopral: Hah … Anda gila yah …! Presiden
nggak punya otak … nyuruh berenang
bersama hiu … kurang ajar!!! (sang Kopral
pun pergi meninggalkan sang presiden …)
Gus Dur: (Dengan sangat bangga) Anda lihat
Pak Clinton dan Pak … Cumi Cumi … kirakira
siapa yang punya prajurit yang paling
BERANI!!! … Hidup Indonesia … !!!
40
32. Doa Mimpi Matematika
Jauh sebelum menjadi Presiden, Gus Dur
dikenal sebagai penulis yang cukup
produktif. Hampir tiap pekan tulisannya
muncul di koran atau majalah. Tema
tulisannya pun beragam, dari soal politik,
sosial, sastra, dan tentu saja agama.
Pernah dia mengangkat soal puisi yang
ditulis oleh anak-anak di bawah usia 15
tahun yang dimuat majalah Zaman. Kata
Gus Dur, anak-anak itu ternyata lebih jujur
dalam mengungkapkan keinginannya.
Enggak percaya? Baca saja puisi yang dibuat
oleh Zul Irwan ini:
Tuhan …
berikan aku mimpi malam ini
tentang matematika
yang diujikan besok pagi
33. Tiga Polisi Jujur
Gus Dur sering terang-terangan ketika
mengritik. Tidak terkecuali ketika mengkritik
dan menyindir polisi.
Menurut Gus Dur di negeri ini hanya ada tiga
polisi yang jujur. “Pertama, patung polisi.
Kedua, polisi tidur. Ketiga, polisi Hoegeng
(mantan Kapolri).”
41
Lainnya? Gus Dur hanya tersenyum.
34. 189 Gaya Bersetubuh
Ketika semua pihak berteriak “Musnahkan
pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena
nggak sesuai dengan syariat Islam,” Gus Dur
justru kurang sependapat. Gus Dur berusaha
mengambil contoh dari sisi pandangan Islam
tentang porno tersebut.
Misalnya saja ketika Gus Dur menjawab
interview dengan Jaringan Islam Liberal, Gus
Dur menyebut kita Raudlatul Mu’aththar
sebagai korban tentang kesalahan
memandang pengertian daripada kata
porno.
“Anda tahu, kita Raudlatul Mu’aththar (The
Perfumed Garden, Kebun Wewangian) itu
merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya
tata cara bersetubuh dengan 189 gaya, ha …
ha … ha. Kalau gitu, kitab itu cabul dong?”
35. Membuat Orang-Orang
Berdoa
Di pintu akherat seorang malaikat menanyai
seorang sopir Metro Mini. “Apa kerjamu
selama di dunia?” tanya malaikat itu.
42
“Saya sopir Metro Mini, Pak.” lalu malaikat
itu memberikan kamar yang mewah untuk
sopir Metro tersebut dan peralatan yang
terbuat dari emas.
Lalu datang Gus Dur dengan dituntutn
ajudannya yang setia.
“Apa kerja kamu di dunia?” tanya malaikat
kepada Gus Dur.
“Saya presiden dan juga juru dakwah Pak…”
lalu malaikat itu memberikan kamar yang
kecil dan peralatan dari kayu. Melihat itu Gus
Dur protes.
“Pak kenapa kok saya yang presiden
sekaligus juru dakwah mendapatkan yang
lebih rendah dari seorang sopir Metro..?”
Dengan tenang malaikat itu menjawab:
“Begini Pak… Pada saat Bapak ceramah,
Bapak membuat orang-orang semua
ngantuk dan tertidur… sehingga melupakan
Tuhan. Sedangkan pada saat sopir Metro
Mini mengemudi dengan ngebut, ia
membuat orang-orang berdoa…”
36. Bukan Saya
Di sebuah sekolah dasar di Los Palos,
Timtim, seorang sersan kepala yang galak
43
jadi guru pengganti. Kali ini dia mengajarkan
sejarah kemerdekaan RI untuk anak-anak
kelas III. Untuk menguji daya tangkap para
muridnya, ia bertanya dengan suara keras,
“Coba, siapa yang menurunkan bendera
merah, putih, biru, di Hotel Oranye
Surabaya?”
Murid-murid yang terlanjur dicekam rasa
ketakutan serentak menjawab, “Bukan saya,
Pak. Jangan tangkap saya!”
Humor Gusdur : Ngebor Kebanyakan
“Mengapa muncul bencana lumpur dan gas
panas di Sidoarjo?” tanya Gus Dur.
“Ngebornya La Pindo, jadi jebol. Kalau La
Pisan mungkin aman. Dalam bahasa Jawa
Timuran Pindo kan dua kali, Pisan, sekali,”
kata Gus Dur menjawab pertanyaannya
sendiri.
37. Iklan Gratis
handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas
lega ketika dipertemukan dengan tokoh
aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick
Andy yang diputar di Metro TV, Kamis
15/11/2007.
44
“Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung
kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam
Republik Mimpi?” tanya Andy F. Noya, host
program itu, kepada Gus Dur.
“Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah,”
jawab Gus Dur enteng.
Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku
senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam
parodi politik itu. “Itung-itung advertensi
(iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa
penonton.
Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa
antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur
mengatakan Handoyo seperti iklan film foto
yang bermoto ’seindah warna aslinya’, tapi
Gus Dur memplesetkannya menjadi, “lebih
indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.
38. Tuhan Tak Perlu Dibela
Saat kebanyakan orang saling menunjukkan
diri sebagai ‘pihak yang paling garang’ dan
‘paling ngotot’ mengatakan diri mereka
adalah sedang dalam perlawanan membela
agama Tuhan. Jelas ini adalah sikap yang
lagi-lagi gegabah.
45
“Tuhan nggak perlu dibela,” jawaban Gus
Dur kala itu. Karuan saja omongan itu juga
menimbulkan kontroversi. Hingga akhirnya
teman Gus Dur, KH Mustafa Bisri pun ikut
angkat bicara.
“Tuhan itu sebenarnya nggak butuh kita.
Kalau se-Indonesia ini mau jadi kafir semua,
Tuhan juga nggak akan bermasalah,”
sambung Gus Mus menguatkan pernyataan
Gus Dur
39. Maju Aja Dituntun,
Apalagi Mundur
Dur dalam berbagai kesempatan selalu
berkata jujur. Akibat kejujurannya itu,
kadang kala disertai humor “tingkat tinggi”
yang membuat para pendengarnya tergelak.
Salah satu contohnya kala Gus Dur
menanggapi berbagai desakan agar dirinya
mundur. Tanpa basa-basi dia pun
menimpali.
“Maju aja masih harus dituntun, apalagi
mundur,” ujar Gus Dur
40. Presiden Wisatawan
46
Teladan yang diberikan Gus Dur sangat
banyak. Misalnya saja saat memberikan
pidato di Jerman yang ikut serta mantan
Presiden Indonesia BJ Habibie. Di situ Gus
Dur runtut menyebutkan status
kepresidenan dari masa Pak Karno sampai
dirinya.
“Pak Karno itu presiden yang negarawan,
Pak Harto hartawan, Pak Habibie, sedang
saya sendiri Wisatawan,” ujar Gus Dur jujur.
Pernyataan Gus Dur itu mungkin untuk
menanggapi berbagai pernyataan bahwa
selama dia menjabat presiden gemar
melancong/kunjungan ke luar negeri
41. Pikiran Porno
Dalam suatu kesempatan Gus Dur
mengeluarkan sebuah pernyataan yang
sebenarnya tidak dimaksudkan untuk
menghina. Namun dengan itu bagian dari
upaya Gus Dur menyampaikan joke.
“Alquran itu kita suci yang paling p o r n o.
Ya kan bener, di dalamnya ada kalimat
menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya
udah, cabul kan?”
47
Mungkin dengan hanya kalimat guyonan itu
sebagian masih ada yang merasa
diresahkan. Masa sih ulama yang terkenal
wali kaya gitu? Maka, di lain waktu Gus Dur
mengulangi penjelasannya dengan memilih
bahasa yang lebih sopan.
“Maksudnya, itu ayat jadi por no kalau yang
baca lagi punya pikiran yang ngeres. Kalau
nggak, ya udah. Berarti beres.”
Masih nggak puas. Karenanya pertanyaan
berikutnya segera menyusul. “Tapi Gus,
Alquran kan bahasanya sopan?”
“Betul, juga bahasa di luar Alquran banyak
yang sopan. Tapi, waktu teman saya naik
bus, lihat orang lagi bunting. Terus dia
mbatin kenapa bisa bunting? Mendadak
‘barangnya’ (alat kelaminnya) berdiri garagara
pikirannya itu,” jawab Gus Dur.
Ya, begitulah Gus Dur
42. Olimpiade
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan
mengikuti Olimpiade . Acara empat tahunan
itu merupakan salah satu cara promosi
negara masing-masing. Dan tentu saja ,
peristiwa ini juga sangat bergengsi karena
48
acara ini diliput oleh semua media massa
negara peserta. Wajarlah kalau setiap
negara berusaha mengirimkan atlet
terbaiknya, dengan harapan mereka bisa
mendapatkan emas. Begitulah sambutan
Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke
Olimpiade Sidney yang baru lalu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa
yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu
Olimpiade beberapa tahun yang lalu,
tuturnya, kebetulan pelari asal Suriah
merebut medali emas. Sang pelari mampu
memecahkan rekor tercepat dari pemenang
sebelumnya, bahkan selisih waktunya pun
terpaut jauh.
Maka, dia langsung dikerubuti wartawan
karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan anda?” tanya
wartawan.
“Mudah saja,” jawab si pelari Suriah, enteng,
“Tiap kali bersiap-siap akan start, saya
membayangkan ada serdadu Israel di
belakang saya yang mau menembak saya.”
Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia,
tidak lama setelah bubarnya Uni Soviet.
Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak
49
punya pengalaman mengelola sistem
ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme,
memang rakyat sering antre untuk
mendapatkan macam-macam kebutuhan
pokok, tapi manajemennya rapi, sehingga
semua orang kebagian jatah. Sekarang,
masyarakat tetap harus antre, tapi karena
manejemennya jelek, antrean umumnya
sangat panjang, dan banyak orang yang
tidak kebagian jatah.
Begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling
kota Moskow untuk mengamati bagaimana
sistem baru itu bekerja. Di sebuah antrean
roti, setelah melihat banyaknya orang yang
tidak kebagian, aktivis itu menulis di buku
catatannya, “roti habis.”
Lalu dia pergi ke antrean bahan bakar. Lebih
banyak lagi yang tak kebagian. Dan dia
mencatat “bahan bakar habis!”, kemudian
dia menuju ke antrean sabun. Wah
pemerintah kapitalis baru ini betul-betul
brengsek, banyak sekali masyarakat yang
tidak mendapat jatah sabun. Dia menulis
besar-besar “SABUN HABIS!”.
Tanpa dia sadari, dia diikuti oleh seorang
intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan
antrean sabun itu, si intel menegur “Hey
50
bung! dari tadi kamu sibuk mencatat-catat
terus, apa sih yang kamu catat?”.
Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang
melakukan penelitian tentang kemampuan
pemerintah dalam mendistribusikan barang
bagi rakyat .
“Untung kamu ya, sekarang sudah jaman
reformasi”, ujar sang intel, “Kalau dulu,
kamu sudah ditembak”.
Sambil melangkah pergi, aktivis itu
mencatat, “Peluru juga habis!
43. Salad
Gus Dur nggak mati akal kalau urusan
melucu. Bahkan, guyonan Gus Dur pun juga
diucapkan dalam bahasa asing. Suatu ketika
Gus Dur bercerita tentang ada seorang
pejabat negara ini yang diundang ke luar
negeri.
Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat
Indonesia yang dijamu makan malam dalam
sebuah kunjungan ke luar negeri.
51
Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur, si
nyonya pejabat ditawarkan makanan
pembuka oleh seorang pramusaji, “you like
salad, madame?”
“Oh sure, I like Salat five time a day.
Shubuh, Dzuhur, Asyar, Maghrib and Isya,”
jawab si Nyonya percaya diri.
44. Membayangkan Serdadu
Israel
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan
mengikuti olimpiade. Acara empat tahunan
itu merupakan salah satu cara promosi
negara masing-masing. Dan tentu saja,
peristiwa ini juga sangat bergengsi karena
acara ini diliput oleh media massa semua
negara peserta.
Wajarlah kalau setiap negara berusaha
mengirimkan atlet terbaiknya, dengan
harapan mereka bisa mendapat medali
emas. Begitulah sambutan Presiden Gus Dur
saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade
Sydney kala itu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa
yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu
Olimpiade beberapa tahun lalu, tuturnya,
kebertulan pelari asal Suriah memeperoleh
52
medali emas. Sang pelari mampu
memecahkan rekor tercepat dari pemenang
sebelumnya. Bahkan selisih waktunya pun
terpaut jauh.
Maka, ia langsung dikerubuti para wartawan
karena punya nilai berita yang sangat tinggi.
“Apa sih rahasia kemenangan Anda? tanya
wartawan.
“Mudah saja” jawab si pelari Suriah, enteng.
“Tiap kali bersiap-siap akan mulai, saya
membayangkan ada serdadu Israel di
belakang saya yang akan menembak saya.”
45. Gus Dur Ngelu
“Saya mau bertanya sama Pak Permadi dan
para hadirin.” kata Sutradara Film Garin
Nugroho dalam wayangan. Biasanya, tokohtokoh
baik itu kalau situasinya susah pada
berubah semua. Petruk misalnya, ketika mau
jadi raja tiba-tiba berubah wataknya.
Permadi yang ditanya Gus Dur yang
mnejawab. Ia membenarkan bahwa watak
Petruk berubah ketika ia mau menjadi raja.
“Makanya, kalau mencari pemimpin mestinya
yang tak gampang berubah,” tambah Gus
Dur.
53
“Kalau menurut Pak Permadi, Gus Dur itu
berubah tidak? celetuk seorang hadirin.
“Ya, agak berubah,” jawab Permadi.
“Misalnya dalam hal apa?”
“Misalnya, kalau dulu Gus Dur itu masih suka
kumpul-kumpul dengan saya, sekarang
hampir tidak pernah lagi.”
“Kalau itu sih sebabnya sederhana,” sahut
Gus Dur.
“Sederhana bagaimana Gus?” kejar hadirin.
“Ngelu (pusing).”
46. Anggur Mukti Ali
Pada kunjungan keliling Eropa bulan
Februari 2000, Gus Dur ketemu para kepala
negara/pemerintahan. Dia antara lain
ketemu Presiden Perancis Jacques Chirac.
Untuk mencairkan suasana, seperti biasa,
dia memasang jurus ampuhnya: humor. Dan
tentu saja guyonan yang dipilihnya adalah
sedikit banyak ada sangkutannya dengan
tuan rumah.
Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di
Indonesia mulai diupayakan dialog
antaragama. Penggagasnya adalah Prof
Mukti Ali, waktu itu menteri agama.
54
“Saya sangat setuju dengan prinsipnya, tapi
tidak setuju dengan contoh yang diberikan
Mukti Ali,” ujar Gus Dur.
“Mengapa?” tanya Presiden Chirac, mulai
heran.
“Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama
saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini
saya setuju. Tapi dia memberi contoh
dengan menyebut anggur. Ini saya tidak
setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agamaagama
itu seperti anggur. Bisa dimasukkan
ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang
bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja;
anggur.”
“Lho, mengapa Anda tidak setuju?” tanya
Chirac, belum paham juga.
“Sebab anggur itu macam-macam,
wadahnya juga macam-macam. Tidak bisa
sembarangan.”
“Ya, betul, betul,” kata Chirac sambil
tertawa. “Saya tahu benar tentang hal itu
sebab saya orang Prancis.”
47. Kayak Digigit Semut
Ketika menunggu giliran di ruang tungngu
pasien, seorang pria remaja berumur 13
55
tahun bertanya kepada bapaknya, “Paka!
kalau kita disuntik itu, sakit ya, Pak?”
“Oh, tentu saja tidak Nak! Kalau kita disuntik
itu, rasanya seperti digigit semut!”
Beberapa saat kemudian, tibalah saatny si
anak remaja ini masuk ke kamar periksa
tanpa mau diantar bapaknya setelah ia
mengetahui kalau disuntik itu rasanya
seperti digigit semut.
Lima menit kemudian, si Bapak yang
menunggu di ruang tunggu pasien ini
terkejut mendengar jeritan sang dokter yang
kemudian disusul jeritan anaknya. Setelah
pintu kamar periksa dibuka, dilihatnya
anaknya yang berjalan pincang dengan
pahanya yang biru bengkak, dan mata sang
dokter pun juga membengkak.
“Lho! Anak saya ini kenapa, Dok? Kok,
jalannya pincang begini?” tanya si Ayah
kepada sang dokter.
“Begini, Pak,” papar sang dokter, “Ketika
anak bapak ini mau saya suntik, tiba-tiba dia
meronta-ronta kemudian mata saya dipukul
oleh dia, dan …”
56
“Bapak bohong!!!” protes anak remaja itu
kepada bapaknya, “Bapak bilang kalau
disuntik itu rasanya seperti digigit semut,
ternyata, seperti digigit buaya! Buktinya,
lihat ini! bekas gigitannya!”
48. Siapa Lebih dekat dengan
Tuhan
Perbedaan dalam berbagai hal termasuk
aliran dan agama, kata mantan Presiden RI
ini, sebaiknya diterima karena itu bukan
sesuatu masalah.
Jika sudah bisa menerima perbedaan maka
akan lebih terbuka dalam berdialog, bahkan
kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang
dilontarkan seorang kyai, bhiksu, dan
pendeta.
“Pendeta mengatakan; Kami dekat sekali
dengan Tuhan. Jadi kami memangil Tuhan
Anak, Tuhan Bapak. Si bhiksu menimpali;
Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi
Om. Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai?
Pak Kyai menjawab; Boro-boro deket,
manggil-nya aja mesti pake menara,” urai
Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.
57
“Saya tadi kan tak bilang dia korupsi, saya
hanya bilang teroris,” jawabnya enteng.
58
Ucapan Terima kasih
pada sumber-sumber
tulisan yakni:
holistikasaya.wordpress.com
okezone.com
gusdur.net
marhendraputra.co.cc
fotounik.net

Nasihat Bagi Pemuda Muslim Dan Penuntut Ilmu

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani

Pertama-tama aku menasihatimu dan diriku agar bertakwa kepada Allah Jalla Jalaluhu, kemudian apa saja yang menjadi bagian/cabang dari ketakwaan kepada Allah Tabaarakan wa Ta’ala seperti :

[1]. Hendaklah kamu menuntut ilmu semata-mata hanya karena ikhlas kepada Allah Jalla Jalaluhu, dengan tidak menginginkan dibalik itu balasan dan ucapan terima kasih. Tidak pula menginginkan agar menjadi pemimpin di majelis-majelis ilmu. Tujuan menuntut ilmu hanyalah untuk mencapai derajat yang Allah Jalla Jalaluhu telah khususkan bagi para ulama. Dalam firmanNya.

“Artinya : … Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat …?” [Al-Mujaadilah : 11]

[2]. Menjauhi perkara-perkara yang dapat menggelincirkanmu, yang sebagian ” Thalibul Ilmi” (para penuntut ilmu) telah terperosok dan terjatuh padanya.

Diantara perkara-perkara itu :

[a] Mereka amat cepat terkuasai oleh sifat ujub (kagum pada diri sendiri) dan terpedaya, sehingga ingin menaiki kepala mereka sendiri.

[b] Mengeluarkan fatwa untuk dirinya dan untuk orang lain sesuai dengan apa yang tampak menurut pandangannya, tanpa meminta bantuan (dari pendapat-pendapat) para ulama Salaf pendahulu ummat ini, yang telah meninggalkan “harta warisan” berupa ilmu yang menerangi dan menyinari dunia keilmuan Islam. (Dengan warisan) itu jika dijadikan sebagai alat bantu dalam upaya penyelesaian berbagai musibah/bencana yang bertumpuk sepanjang perjalanan zaman. Sebagai mana kita telah ikut menjalani/merasakannya, dimana sepanjang zaman itu dalam kondisi yang sangat gelap gulita.

Meminta bantuan dalam berpendapat dengan berpedoman pada perkataan dan pendapat Salaf, akan sangat membantu kita untuk menghilangkan berbagai kegelapan dan mengembalikan kita kepada sumber Islam yang murni, yaitu al-Qur’an dan as-Sunnah yang shahihah.

Sesuatu yang tidak tertutup bagi kalian bahwasannya aku hidup di suatu zaman yang mana kualami padanya dua perkara yang kontradiksi dan bertolak belakang, yaitu pada zaman dimana kaum muslimin, baik para syaikh maupun para penuntut ilmu, kaum awam ataupun yang memiliki ilmu, hidup dalam jurang taqlid, bukan saja pada madzhab, bahkan lebih dari itu bertaqlid pada nenek moyang mereka.

Sedangkan kami dalam upaya menghentikan sikap tersebut, mengajak manusia kepada al-Qur’an dan as-Sunnah. Demikian juga yang terjadi di berbagai negeri Islam. Ada beberapa orang tertentu yang mengupayakan seperti apa yang kami upayakan, sehingga kamipun hidup bagaikan “Ghuraba” (orang-orang asing) yang telah digambarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam beberapa hadits beliau yang telah dimaklumi, seperti :

“Artinya : Sesungguhnya awal mula Islam itu sebagai suatu yang asing/aneh, dan akan kembali asing sebagaimana permulaannya, maka berbahagialah bagi orang-orang yang asing”

Dalam sebagian riwayat, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

“Artinya : Mereka (al-Ghurabaa) adalah orang-orang shaleh yang jumlahnya sedikit sekeliling orang banyak, yang mendurhakai mereka lebih banyak dari yang mentaati mereka” [Hadits Riwayat Ahmad]

Dalam riwayat yang lain beliau bersabda :

“Artinya : Mereka orang-orang yang memperbaiki apa yang telah di rusak oleh manusia dari Sunnah-Sunnahku sepeninggalku”.

Aku katakan : “Kami telah alami zaman itu, lalu kami mulai membangun sebuah pengaruh yang baik bagi dakwah yang di lakukan oleh mereka para ghuraba, dengan tujuan mengadakan perbaikan ditengah barisan para pemuda mukmin. Sehingga kami jumpai bahwa para pemuda beristiqomah dalam kesungguhan di berbagai negeri muslim, giat dalam berpegang teguh pada al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala mengetahui keshahihannya”.

Akan tetapi kegembiraan kami terhadap kebangkitan yang kami rasakan pada tahun-tahun terakhir tidak berlangsung lama. Kita telah dikejutkan dengan terjadinya sikap “berbalik”, dan perubahan yang dahsyat pada diri pemuda-pemuda itu, di sebagian negeri[1]. Sikap tersebut, hampir saja memusnahkan pengaruh dan buah yang baik sebagai hasil kebangkitan ini, apa penyebabnya ? Di sinilah letak sebuah pelajaran penting, penyebabnya adalah karena mereka tertimpa oleh perasaan ujub (membanggakan diri) dan terperdaya oleh kejelasan bahwa mereka berada di atas ilmu yang shahih. Perasaan tersebut bukan saja diseputar para pemuda muslim yang terlantar, bahkan terhadap para ulama. Perasaan itu muncul tatkala merasa bahwa mereka memilki keunggulan dengan lahirnya kebangkitan ini, atas para ulama, ahli ilmu dan para syaikh yang bertebaran diberbagai belahan dunia Islam.
Sebagaimana merekapun tidak mensyukuri nikmat Allah Jalla Jalaluhu yang telah memberikan Taufik dan Petunjuk kepada mereka untuk mengenal ilmu yang benar beserta adab-adabnya. Mereka tertipu oleh diri mereka sendiri dan mengira sesungguhnya mereka telah berada pada status kedudukan dan posisi tertentu.
Merekapun mulai mengeluarkan fatwa-fatwa yang tidak matang alias mentah, tidak berdiri diatas sebuah pemahaman yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah. Maka tampaklah fatwa-fatwa itu dari pendapat-pendapat yang tidak matang, lalu mereka mengira bahwasanya itulah ilmu yang terambil dari al-Qur’an dan as-Sunnah, maka mereka pun tersesat dengan pendapat-pendapat itu, dan juga menyesatkan banyak orang.

Suatu hal yang tidak sama bagi kalian, akibat dari itu semuanya muncullah sekelompok orang (“suatu jama’ah”) dibeberapa negeri Islam yang secara lantang mengkafirkan setiap jama’ah-jama’ah muslimin dengan filsafat-filsafat yang tidak dapat diungkapkan secara mendalam pada kesempatan yang secepat ini, apalagi tujuan kami pada kesempatan ini hanya untuk menasehati dan mengingatkan para penuntut ilmu dan para du’at (da’i).

Oleh sebab itu saya menasehati saudara-saudara kami ahli sunnah dan ahli hadits yang berada di setiap negeri muslim, agar bersabar dalam menuntut ilmu, hendaklah tidak terperdaya oleh apa yang telah mereka capai berupa ilmu yang dimilikinya. Pada hakekatnya mereka hanyalah mengikuti jalan, dan tidak hanya bersandar pada pemahaman-pemahaman murni mereka atau apa yang mereka sebut dengan “ijtihad mereka”.
Saya banyak mendengar pula dari saudara-saudara kami, mereka mengucapkan kalimat itu, dengan sangat mudah dan gampang tanpa memikirkan akibatnya : “Saya berijtihad”. Atau “Saya berpendapat begini” atau “Saya tidak berpendapat begitu”, dan ketika anda bertanya kepada mereka ; Kamu berijtihad berdasarkan pada apa, sehingga pendapatmu begini dan begitu ? Apakah kamu bersandar pada pemahaman al-Qur’an dan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta ijma’ (kesepakatan) para ulama dari kalangan Sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan yang lainnya ? Ataukah pendapatmu ini hanya hawa nafsu dan pemahaman yang pendek dalam menganalisa dan beristidlal (pengambilan dalil)?. Inilah realitanya, berpendapat berdasarkan hawa nafsu, pemahaman yang kerdil dalam menganalisa dan beristidlal. Ini semuanya dalam keyakinanku disebabkan karena perasaan ujub, kagum pada diri sendiri dan terperdaya.

Oleh sebab itu saya jumpai di dunia Islam sebuah fenomena (gejala) yang sangat aneh, tampak pada sebagian karya-karya tulis.

Fenomena tersebut tampak dimana seorang yang tadinya sebagai musuh hadits, menjadi seorang penulis dalam ilmu hadits supaya dikatakan bahwa dia memiliki karya dalam ilmu hadits. Padahal jika anda kembali melihat tulisannya dalam ilmu yang mulia ini, anda akan jumpai sekedar kumpulan nukilan-nukilan dari sini dan dari sana, lalu jadilah sebuah karya tersebut. Nah apakah faktor pendorongnya (dalam melakukan hal ini) wahai anak muda ? Faktor pendorongnya adalah karena ingin tampak dan muncul di permukaan. Maka benarlah orang yang berkata.
“Perasaan cinta/senang untuk tampil akan mematahkan punggung (akan berkaibat buruk)”
Sekali lagi saya menasehati saudara-saudaraku para penuntut ilmu, agar menjauhi segala perangai yang tidak Islami, seperti perasaan terperdaya oleh apa yang telah diberikan kepada mereka berupa ilmu, dan janganlah terkalahkan oleh perasaan ujub terhadap diri sendiri.

Sebagai penutup nasehat ini hendaklah mereka menasehati manusia dengan cara yang terbaik, menghindar dari penggunaan cara-cara kaku dan keras di dalam berdakwah, karena kami berkeyakinan bahwasanya Allah Jalla Jalaluhu ketika berfirman.
“Artinya : Serulah manusia kejalan Rabbmu dengan hikmah dan peringatan yang baik, dan debatlah mereka dengan cara yang terbaik …” [An-Nahl : 125]
Bahwa sesungguhnya Allah Jalla Jalaluhu tidaklah mengatakannya kecuali dengan kebenaran (al-haq) itu, terasa berat oleh jiwa manusia, oleh sebab itu ia cenderung menyombongkan diri untuk menerimannya, kecuali mereka yang dikehendaki oleh Allah. Maka dari itu, jika di padukan antara beratnya kebenaran pada jiwa manusia plus cara dakwah yang keras lagi kaku, ini berarti menjadikan manusia semakin jauh dari panggilan dakwah, sedangkan kalian telah mengetahui sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

“Artinya : Bahwasanya di antara kalian ada orang-orang yang menjauhkan (manusia dari agama) ; beliau mengucapkan tiga kali”.

[Nasehat ini dinukil dari kitab "Hayat al-Albani" halaman : 452-455]
[Disalin dari Majalah : as-Salafiyah, edisi ke 5/Th 1420-1421. hal 41-48, dengan judul asli "Hukmu Fiqhil Waqi' wa Ahammiyyatuhu". Ashalah, diterjemahkan oleh Mubarak BM Bamuallim LC dalam Buku "Biografi Syaikh Al-Albani Mujaddid dan Ahli Hadits Abad ini" hal. 127-150 Terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi'i.]

Penyusun katakan : “Sebagaimana yang terjadi di negeri ini, munculnya beberapa gelintir manusia dengan berpakaian “Salafiyah”, memberikan kesan seolah-olah mereka mengajak kepada pemahaman Salaf, namum hakekatnya mereka adalah pengekor hawa nafsu dan perusak dakwah Salafiyah, akibatnya mereka hancur berkeping-keping, dan saling memakan daging temannya sendiri. Wal ‘iyadzu billahi, kami mohon perlindungan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dari nasib yang serupa

On Becoming a Leaner

1.a. Manusia Pembelajar

Tugas, tanggung jawab dan panggilan pertama seorang manusia adalah menjadi pembelajar. Sedangkan pelajaran pertama dan terutama yang perlu dipelajarinya adalah belajar menjadikan dirinya semanusiawi mungkin.

“Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al Alaq 96:1-5)

Manusia adalah satu-satunya makhluk yang berpotensi untuk pertama-tama belajar tentang (learning how to think) dirinya, kemudian berusaha belajar menjadi (learning to be) dirinya itu, dengan cara belajar (learning how to do) mengekspresikan potensinya ke dunia luas (inside out).

Siapakah manusia pembelajar itu?

Salah satu jawabannya adalah : Setiap orang (manusia) yang bersedia menerima tanggung jawab untuk melakukan dua hal penting, yakni: pertama, berusaha mengenali hakikat dirinya, potensi dan bakat-bakat terbaiknya, dengan selalu berusaha mencari jawaban yang lebih baik tentang beberapa pertanyaan eksistensial seperti “Siapakah aku?”, “Dari manakah aku datang?”, “Ke manakah aku akan pergi?”, “Apakah yang menjadi tanggungjawabku dalam hidup ini?”, dan “Kepada siapa aku harus percaya?”; dan kedua, berusaha sekuat tenaga untuk mengaktualisasikan segenap potensinya itu, mengekspresikan dan menyatakan dirinya sepenuh-penuhnya, seutuh-utuhnya, dengan cara menjadi dirinya sendiri dan menolak untuk disbanding-bandingkan dengan segala sesuatu yang “bukan dirinya”.
1.b. Keharusan Belajar dan Keutamaannya

Seorang Muslim harus menuntut setiap disiplin ilmu pengetahuan yang bermanfaat dari ahlinya, maka menuntut ilmu itu adalah suatu kewajiban, diantaranya ada yang wajib ‘ain dan ada yang wajib kifayah atas keseluruhan umat Islam, baik ilmu pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan duniawi (sains), dari apa yang dibutuhkan oleh individu ataupun masyarakat.

Sesungguhnya ilmu itu hanyalah dicapai dengan belajar, dan Allah telah memberikan kepada manusia perangkat ilmu pengetahuan, maka tidak boleh baginya untuk tidak menfungsikannya.

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” (QS. An Nahl 16:78)

Dan Al-Qur’an melarang untuk mengikuti apa yang tidak ada dalil bagi manusia yang menunjukkan kebenarannya.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS. Al-Isra’ 17:136)

Ilmu itu harus didahulukan atas amal, karena ilmu merupakan petunjuk dan pemberi arah amal yang akan dilakukan.

Ilmu pengetahuanlah yang menyebabkan rasa takut kepada Allah dan mendorong manusia kepada amal perbuatan.

Ilmu pengetahuanlah yang mampu membedakan antara yang haq dan,yang bathil dalam keyakinan umat manusia.
1.b.i. Pengarahan Al-Qur’an untuk mencari ilmu

“Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.” (QS. Thaahaa 20:114)

“Katakanlah, “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”. (QS. Az-Zumar 39:9)

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mujadilah 58:11)

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah para ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Fathir 35:28)
1.b.ii. Pengarahan As Sunnah untuk mencari ilmu

“Mencari ilmu itu wajib atas setiap orang Islam. Dan orang yang mengajarkan ilmu pada orang yang bukan ahlinya seperti orang yang memakaikan kalung permata, mutiara, emas pada leher babi.” (HR. Ibnu Majah)

“Kelebihan seorang alim daripada seorang ibadat, bagaikan kelebihanku terhadap orang yang terendah di antara kamu. Kemudian Nabi bersabda pula: Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya dan semua penduduk langit dan bumi hingga semut yang di dalam lobangnya dan ikan-ikan selalu mendo’akan kepada guru-guru yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. Attirmidzi)

“Siapa yang dikehendaki oleh Allah akan mendapat kebaikan, maka dipandaikan dalam agama.” (HR. Bukhari, Muslim)

“Seutama-utamanya sedekah ialah bahwa seseorang muslim belajar suatu ilmu kemudian ia ajarkan kepada saudaranya yang muslim” (HR. Ibnu Majah)

“Seorang ahli fikih (berilmu) adalah lebih berat bagi syaitan untuk menggodanya daripada seribu ahli ibadah” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Baihaqi)

“Tidak boleh menginginkan kepunyaan orang lain melainkan dua macam. Orang yang diberi oleh Allah kekayaan, maka dipergunakan untuk membela haq kebenaran dan orang yang diberi oleh Allah ilmu pengetahuan, hikmat maka diajarkan kepada semua orang.” (HR. Bukhari, Muslim)

“Keutamaan ilmu itu lebih dari keutamaan ibadah, dan sebaik-baiknya agama kamu ialah keshalehan.” (HR. Thabrani)

“Perumpamaan petunjuk dan ilmu yang diberikan oleh Allah kepada saya bagaikan hujan yang turun ke tanah, maka sebagian ada tanah yang subur (baik) dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan serta rumput yang banyak sekali. Dan ada pula tanah yang keras menahan air, hingga berguna untuk minuman dan penyiram kebun tanaman, dan ada beberapa tanah hanya keras-kering tidak dapat menahan air dan tidak pula menumbuhkan tumbuh-tumbuhan. Demikianlah contoh orang yang pandai di dalam agama Allah dan mempergunakan apa yang diberikan Allah kepadaku lalu mengajar, dan perumpamaan orang yang tidak dapat menerima petunjuk Allah yang telah ditugaskan kepadaku.” (HR. Bukhari, Muslim)

“Siapa yang berjalan di suatu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)

“Jika mati seorang anak Adam (manusia) maka terputuslah amal usahanya sendiri kecuali tiga: Sedekah yang berjalan terus. Ilmu pengetahuan yang berguna. Anak yang saleh yang selalu mendo’akan padanya.” (HR. Muslim)

“Siapa yang keluar berusaha untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga ia kembali” (HR. Tirmidzi)

Riwayat dari Abu Hasan Almawardi menyatakan bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda, yang maksudnya, “Siapa yang inginkan kebahagiaan di dunia, maka hendaklah ia berilmu, dan siapa yang inginkan kebahagiaan di akhirat, maka hendaklah ia berilmu, dan siapa yang inginkan kedua-duanya maka hendaklah ia berilmu.”

Abu Darda’ r.a. berkata: Saya telah mendengar Rasuluah saw. bersabda: Siapa yang melalui suatu jalan untuk menuntut ilmu Allah akan memudahkan baginya jalan ke sorga. Dan para malaikat selalu meletakkan sayapnya menaungi para pelajar, karena senang dengan perbuatan mereka. Dan seorang alim dimintakan ampun oleh penduduk langit dan bumi dan ikan-ikan di dalam air. Kelebihan seorang alim atas seorang ahli ibadat bagaikan kelebihan sinar bulan atas lain-lain bintang. Dan sesungguhnya ulama (guru-guru) sebagai waris dari nabi-nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan uang dinar atau dirham hanya mereka mewariskan ilmu, maka siapa yang telah mendapatkannya berarti telah mengambil bagian yang besar. (HR. Abu Dawud, Attirmidzi)

Abdullah bin Amru bin Al-‘Ash ra. berkata: Saya telah mendengar Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu pengetahuan dari orang-orang begitu saja, tetapi akan mencabutnya dengan matinya orang-orang alim, maka orang-orang akan mengangkat orang-orang yang bodoh untuk memimpin mereka, maka jika ditanya, akan memberikan fatwanya tidak berdasarkan ilmu pengetahuan (akan menjawab dengan kebodohan) hingga sesat dan menyesatkan. (HR. Bukhari, Muslim)
1.b.iii. Pengarahan ulama untuk mencari ilmu

Imam Hasan al-Bashri mengucapkan perkataan yang sangat dalam artinya : “Orang yang beramal tetapi tidak disertai dengan ilmu pengetahuan tentang itu bagaikan orang yang melangkahkan kaki tetapi tidak meniti jalan yang benar. orang yang melakukan sesuatu tetapi tidak memiliki pengetahuan tentang sesuatu itu, maka dia akan membuat kerusakan yang lebih banyak daripada perbaikan yang dilakukan. Carilah ilmu selama ia tidak mengganggu ibadah yang engkau lakukan. Dan beribadahlah selama ibadah itu tidak mengganggu pencarian ilmu pengetahuan.”
1.b.iv. Pengarahan beberapa tokoh untuk mencari ilmu

“Tidak belajar satu hari berarti mundur satu hari.” (Jakob Sumardjo)

“Belajar dan mengajar secara berkesinambungan harus menjadi bagian dari pekerjaan.” (Peter F. Drucker)

“Mereka yang buta huruf (illiterate) di abad ke-21 bukanlah orang-orang yang tidak bisa membaca dan menulis, namun mereka yang tidak bisa belajar, melupakan ajaran-ajaran masa lalu, dan kembali belajar (learn, unlearn and relearn)” (Alvin Toffler)

“Kesenangan belajar memisahkan kaum muda dengan kaum tua. Sepanjang Anda bersedia belajar, Anda tidak pernah menjadi tua.” (Rosalyn S.Yallow)
1.c. Visi Pembelajaran

Proses pembelajaran atau pendidikan memungkinkan seseorang menjadi lebih manusiawi (being humanize) sehingga disebut dewasa dan mandiri. Itulah visi atau tujuan dari proses pembelajaran.

Perbedaan antara kanak-kanak dengan orang dewasa dapat diringkas dalam satu kata : kemampuan. Kemampuan ini umumnya dikaitkan dengan sedikitnya tiga hal berikut : pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Kanak-kanak memiliki pengetahuan yang amat terbatas hampir dalam segala hal, baik tentang dirinya, orang lain, alam semesta, apalagi tentang Sang Khalik. Kanak-kanak juga belum mampu menentukan sikap, apakah harus positif atau negatif, kritis atau menerima, terhadap hampir semua hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Dalam hal keterampilan pun sama saja, entah itu yang bersifat teknis-pertukangan maupun nonteknis pertukangan (komunikasi, kepemimpinan, manajemen dan human skills lainnya). Jadi pertumbuhan seorang kanak-kanak menjadi manusia dewasa sesungguhnya ditandai dengan perkembangan kemampuan-nya. Ia menjadi semakin mampu, semakin berdaya, dan semakin merdeka dari hal-hal yang di luar dirinya.

Seorang kanak-kanak dapat tumbuh dan berkembang menjadi dewasa. Ia dapat karena ia memiliki potensi dalam dirinya. Potensi itu tidak diberikan oleh siapa-siapa. Potensi itu diberikan oleh Sang Pencipta kepada diri manusia sebagai ciptaan-Nya. Dan potensi itu diberikan untuk diaktualisasikan, dinyatakan, diberdayakan, dimerdekakan, dijadikan actual, dikembangkan, diasah terus-menerus dan pada gilirannya kelak dipertanggungjawabkan kepada Sang Pemberi.

Bertumbuh menjadi dewasa dan mandiri berarti semakin mampu bertanggung jawab atas diri sendiri dan menolak pendiktean atau pemaksaan kehendak dari apa pun yang berada di luar diri. Bertumbuh menjadi dewasa dan mandiri berarti semakin mampu menyatakan, mengaktualisasikan, mengeluarkan potensi-potensi yang dipercayakan (dititipkan) Sang Pencipta. Bertumbuh menjadi dewasa dan mandiri berarti semakin menjadi diri sendiri dan menjauhkan kecenderungan suka meniru dan sekadar ikut-ikutan. Bertumbuh menjadi dewasa dan mandiri berarti semakin mengenal diri, semakin jujur dengan diri sendiri, semakin otentik dan menjadi semakin unik tak terbandingkan.

Proses pembelajaran seorang anak manusia memungkinkan dirinya mengalami berbagai “keajaiban”. Ia mengalami transformasi diri, dari belum/tidak mampu menjadi mampu. Dan transformasi diri secara “ajaib” itu seharusnya terus (atau dapat) terjadi sepanjang hayat, asalkan ia tidak berhenti belajar.
1.d. Belajar Tanpa Henti

Persoalannya adalah, sebagian besar manusia tidak mendisiplinkan dirinya untuk tetap belajar tanpa henti. Sebagian besar manusia berhenti belajar setelah “merasa dewasa”. Sikap gede rasa ini umumnya disebabkan oleh “kebodohan” yang bersifat sosial dan mental/psiko-spiritual. Sebagian orang merasa telah dewasa karena telah berusia di atas 17 atau 21 tahun, telah selesai sekolah atau kuliah, telah memiliki gelar akademis, telah memiliki pasangan hidup (kawin), telah memiliki pekerjaan dan jabatan yang memberinya nafkah lahiriah, telah beranak pinak, telah kaya rata, dst. Hal-hal itu membuat mereka berhenti belajar, sehingga tidak lagi mengalami keajaiban –keajaiban dalam kehidupannya.

Dengan merasa dewasa seperti itu, maka proses “pembodohan” dan bahkan “pembinatangan” (bahasa halusnya dehumanisasi) dimulai.

Sebagai contoh, seorang yang merasa telah tamat dari sekolah dan universitas, sudah pasti merasa mampu mendengarkan. Ia kemudian berhenti dalam arti tidak lagi belajar untuk bersungguh-sungguh mendengarkan. Mendengarkan (hearing), misalnya, harus dibedakan dengan mendengarkan atau menyimak (listening). Hearing berhubungan dengan telinga (fisik), sedangkan listening berhubungan dengan aspek non-fisik (social, mental dan spiritual). Listening juga dapat dibedakan antara selective listening, attentive listening dan empathic listening.

Orang-orang yang merasa dewasa juga umumnya mampu berbicara. Akan tetapi mereka sering kali tidak mampu (tidak belajar lagi untuk) menyampaikan isi kepalanya (ide-ide dan gagasan-gagasan brilian) untuk dapat dipahami atau dimengerti oleh orang lain. Mereka sering kali talking, tetapi tidak sampai speaking.

Singkatnya, kebanyakan manusia usia dewasa dan terutama bekas anak sekolahan, hanya besar secara fisik, tetapi secara sosial, mental, dan spiritual mereka “kerdil”. Sekolah dan universitas ternyata “sukses” dalam satu hal : mencetak manusia-manusia yang menjadi tua (growing older). Akan tetapi tidak pernah sungguh-sungguh menjadi dewasa (growing up).
1.e. Belajar kepada siapa saja

Belajarlah suatu ilmu kepada ahlinya siapapun dia. Tentu untuk mengetahui ilmu-ilmu diniyah kita akan belajar kepada ustadz/ulama. Tetapi untuk mempelajari ilmu-ilmu dunia, tidak bermasalah jika kita belajar kepada orang kafir. Sebagian mereka telah lebih dapat mempark-tikkan teori-teori cara hidup daripada orang-orang muslim.

“Hikmah adalah barang hilang milik kaum muslimin. Di mana saja ia ditemukan, kaum muslimin berhak memilikinya.”

Tetapi untuk menjaga aqidah dan fikrah kita, kita harus memiliki keseimbangan antara menggali ilmu dari orang kafir dengan menggali ilmu dari seorang muslim. Jangan sampai ilmu yang kita pelajari dari orang kafir malah menyesatkan aqidah/fikrah kita. Katakanlah jika kita mempelajari sebuah buku tulisan orang kafir maka kita perlu mengimba-nginya dengan mempelajari sepuluh buku karya ulama Islam.
1.f. Tahapan-tahapan pembelajar

Proses pembelajaran bermuara pada tri tugas, tanggung jawab dan panggilan universal untuk semua orang (manusia), yakni :

Pertama, menjadi seorang pembelajar (becoming a learner, learning individual)

Kedua, menjadi seorang pemimpin (becoming a leader). Semua orang adalah pemimpin. Tetapi potensi kepemimpinan dalam diri manusia itu harus diaktualisasikan keluar, direalisasikan, dinyatakan dijadikan factual. Dengan proses pembelajaran, manusia dapat mengaktualisasikan dirinya, sehingga menjadi apa yang disebut “pemimpin”. (becoming a leader, yang menciptakan learning organization)

Ketiga, meenjadi seorang guru (becoming a guru). Saat seseorang telah disebut-sebut sabagai “pemimpin besar” (a great leader), maka ia juga menjadi guru yang menciptakan learning society.
PEMBELAJAR PEMIMPIN GURU
POSISI TINGKAT Dasar Menengah Tinggi
KEBUTUHAN - Fisiologis dan rasa aman

- Keterkaitan dan transedensi diri

- Hari ini
- Rasa memiliki dan rasa berharga

- Keterikatan dan identitas kolektif

- Hari kemarin, kini dan esok
- Aktualisasi diri

- Orientasi dan devosi

- Hari sesudah mati
PENGARUH - Personal

- Individual
- Organisasional

- Struktural
- Nasional-global

- Kultural sampai total
MENGUTAMAKAN - Aktivitas/otot

- Kerja
- Rasionalitas/ budi

- Ilmu
- Moral-spiritualitas

- Iman dan takwa
SUMBER INSPIRASI - Idola dan tokoh yang dikagumi - Sesama dan alam semesta - Diri sendiri dan Tuhan
1.g. Proses-proses Belajar : Pembelajaran, Pengajaran, Pendidikan

Untuk menjadi manusia yang mengetahui dirinya dan mampu mengaktualisasikan dirinya, ada tiga proses yang dapat dilaluinya dimana ketiganya perlu diletakkan dalam perspektif yang selaras dan seimbang. Yaitu pengajaran, pelatihan dan pembelajaran.

Pengajaran kita perlukan untuk dapat memiliki dan memanajemeni pengetahuan (knowledge management), menjadi manusia yang unggul. Pembelajaran kita perlukan untuk dapat membentuk karakter, menumbuhkan budi pekerti dan menjadi manusia otentik. Pelatihan kita perlukan untuk dapat mengembangkan kepribadian, keterampilan, kesiappakaian (siap kerja), mengekspresikan karakter menjadi nyata dan berguna secara praktis bagi kehidupan bersama yang saling bergantung.

Bagan berikut menyajikan ringkasan pemahaman mengenai perbedaan antara pembelajaran, pengajaran dan pelatihan :
PEMBELAJARAN PENGAJARAN PELATIHAN
BASIS UTAMA - Rumah

- Lingkungan hidup

- Masyarakat

- Kelompok informal
- Sekolah

- Akademi

- Universitas

- Organisasi formal (perusahaan)
- Tempat bekerja

- Kantor

- Tempat kursus

- Organisasi non-formal
TUJUAN - Membentuk karakter/watak

- Mendewasakan

- Memandirikan

- Memberdayakan

- Memerdekakan
- Membentuk konsep/teori

- Memberi ilmu (alam, sosial)
- Membentuk perilaku/praktik

- Menerampilkan
MANUSIA SEBAGAI - Esensi yang perlu disadarkan - Gelas kosong yang perlu diisi - Potensi yang perlu dikembangkan
PROSES - Educating

- Olah rasa/hati

- Belajar menjadi

- Informal

- Penyelarasan
- Teaching

- Olah pikir/otak

- Belajar bagaimana belajar dan berpikir

- Formal

- Pembedaan
- Training

- Olah raga/otot

- Belajar melakukan, belajar bagaimana hidup bersama

- Non formal

- Penyamaan
MENYENTUH SOAL-SOAL - Paradigma hidup

- Hati nurani

- Integritas

- Sensitif

- Eksistensial

- Iman
- Sikap hidup

- Akal

- Efektivitas

- Antisipatif

- Konseptual

- Ilmu
- Perilaku/gaya hidup

- Kehendak

- Efisiensi

- Adaptif

- Praktikal

- Perbuatan
HASIL-HASIL - Bermoral

- Berkarakter

- Siap hidup

- Otentik

- Learning individual
- Berpengetahuan

- Berilmu

- Siap belajar

- Unggul

- Knowledge

- Individual
- Berketerampilan

- Berkepribadian

- Siap pakai/kerja

- Kompeten

- Knowledge worker
1.h. Apa yang seharusnya didapat dari pembelajaran ?

Kesalahan terbesar para guru dan dosen, manajer dan eksekutif perusahaan serta para pejabat di lembaga-lembaga pemerintahan, adalah terlalu banyak melakukan pengajaran dan pelatihan, namun hampir tidak pernah melakukan pendampingan (mentorship) terhadap siswa, mahasiswa dan kemudian karyawan atau pegawai negeri, untuk “mengejar” dan mencari jati dirinya sebagai pribadi, lalu sebagai anggota kelompok dan sebagai bagian dari organisasi serta sebagai bagian dari sebuah masyarakat bangsa.

Pendidikan semu telah memberikan sumbagan yang nihil. Terbukti sebuah ilusi skala nasional tak dapat mengklaim mampu memberikan daya tahan ekonomis, daya tahan moral, bahkan daya nalar sekalipun kepada bangsa ini. … tiadanya kemampuan berbuat jujur, berpikir sehat, bertutur sopan mulai dari rakyat sampai elite politik yang berkuasa.

Terdapat perbedaan antara pengetahuan (knowledge) – yang dapat kita peroleh dari lembaga-lembaga pengajaran – dengan pelatihan (skill). Sesuatu yang bersifat keterampilan tidak bisa diperoleh hanya dengan mengakumulasikan pengetahuan, betapapun banyaknya pengetahuan itu. Para penyandang gelar MBA atau bahkan doktor manajemen jelas tahu banyak soal ilmu administrasi dan ilmu manajemen, tetapi belum tentu mampu melaksanakannya, mempraktikkan ilmunya itu dalam situasi nyata. Begitu juga pakar-pakar ilmu politik dan ilmu ekonomi yang kritis ataupun sok kritis, pandai berteori tentang cara mengatur pembagian kekuasaan dan membangun sistem ekonomi, tetapi belum tentu mampu melakukannya bila diberikan kesempatan untuk duduk di pemerintahan.

Seandainya sekolah, pengajaran dan pelatihan itu kita kembalikan kepada (kita selaraskan dengan) kehidupan nyata, maka apakah yang seharusnya kita pelajari ?

Mungkin ini :

- kita akan belajar, bahwa tidaklah penting apa yang kita miliki, tetapi yang penting adalah siapa diri kita ini sebenarnya (sebagai pribadi, sebagai kelompok, sebagai organisasi, sebagai bangsa);

- kita akan belajar, bahwa lingkungan dapat mempengaruhi pribadi kita, tetapi kita harus bertanggungjawab untuk apa yang telah kita lakukan;

- kita akan belajar, bahwa dua manusia dapat melihat hal-hal yang sama persis, tetapi terkadang dari sudut pandang yang amat berbeda, dan itu manusiawi

- kita akan belajar, bahwa mengampuni diri sendiri dan orang lain itu perlu kalau tidak mau dikuasai perasaan bersalah terus-menerus

- kita akan belajar, bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya beberapa detik saja untuk menghancurkannya;

- kita akan belajar, bahwa kritik yang tulus dari seorang lawan lebih berharga dari pujian palsu seorang kawan;

- kita akan belajar, bahwa sebaik-baiknya sahabat dan pasangan itu, mereka pasti pernah melakukan perasaan kita dan untuk itu kita harus belajar memaafkannya;

- kita akan belajar, bahwa tidak ada yang instan atau serba cepat di dunia ini, semua butuh proses dan pertumbuhan, kecuali kita ingin sakit hati dan dikecewakan;

- kita akan belajar, bahwa kita harus memilih apakah kita menguasai sikap dan emosi, atau kita membiarkan sikap dan emosi itu yang menguasai kita;

- kita akan belajar, bahwa kita punya hak untuk marah tanpa harus menjadi beringas terhadap sesama;

- kita akan belajar, bahwa kata-kata manis tanpa tindakan adalah kemunafikan psiko-spiritual.

Singkatnya, kita akan belajar, bahwa tugas pertama manusia dalam proses menjadi dirinya yang sebenarnya adalah menerima tanggung jawab untuk menjadi pembelajar bukan hanya di gedung sekolah tetapi terlebih penting lagi dalam konteks kehidupan nyata sehari-hari.

Lebih jauh, belajar di “sekolah besar” kehidupan akan memberi kita kesempatan, antara lain untuk :

- mulai bersikap jujur, pertama-tama terhadap diri kita sendiri;

- mulai menerima tanggung jawab yang sesuai dengan kapasitas pribadi kita;

- mulai dapat diandalkan dan dipegang kata-katanya;

- mulai mengembangkan kepedulian sosial dan lingkungan;

- mulai bersikap adil kepada sesama tanpa diskriminasi;

- mulai mengembangkan keberanian menyatakan dan mengaktualisasi diri;

- mulai menjadi rasional tanpa harus memutlakkan buah pikiran kita yang relatif itu;

- mulai rendah hati dan menyadari keterbatasan diri;

- mulai pendisiplinan diri (pengharapan, hasrat, energi, waktu);

- mulai bersikap optimis tanpa menjadi naïf;

- mulai menyatakan komitmen dan menepatinya

- mulai memprakarsai sesuatu yang baik sekalipun tidak profitable;

- mulai bertekun (perseverance) dalam mengerjakan sesuatu;

- mulai mampu bekerjasama dengan orang-orang yang berbeda dengan kita;

- mulai saling melayani satu sama lain;

- mulai memberikan dorongan dan membangkitkan hati yang lesu

- mulai memaafkan dan mengampuni kesalahan orang;

- mulai murah hati dan senang berbagi;

- mulai memanfaatkan peluang dan kesempatan;

- mulai menghayati persaudaraan sesama umat, sesama bangsa dan sesama manusia.
1.i. Aspek-aspek yang Didewasakan dari Pembelajaran
PARADIGMA SIKAP PERILAKU
BASIS UTAMA - Rumah & mas-yarakat sekitar

- Kesadaran jiwa

- Moral-spiritualitas
- Sekolah

- Pengetahuan budi

- Rasionalitas
- Kantor dan tempat bekerja

- Pengalaman hidup

- Aktivitas
METAFORA - Biji

- Fondasi bangunan
- Isi

- Rangka bangunan
- Kulit

- Bangunan fisik
PROSES - Inside out

- Pembelajaran

- Belajar menjadi

- Memurnikan hati
- Outside in

- Pengajaran

- Belajar tentang

- Menyehatkan akal
- Outside in

- Pelatihan

- Belajar/praktik

- Mengendalikan hasrat
PERUBAHAN - Paradigma hidup

- Makna hidup

- Makna kerja

- Misi hidup
- Sikap hidup

- Konsep hidup

- Standar kerja

- Visi hidup
- Perilaku hidup

- Cara/gaya hidup

- Metode kerja

- Strategi hidup
HASIL - Karakter

- Kearifan

- Manusia baru
- Konsep

- Kepintaran

- Pemikiran baru
- Kepribadian

- Keterampilan

- Gaya hidup baru
1.j. Penutup

Ilmu dan kefahaman adalah syarat mutlak yang harus dimiliki setiap muslim dalam segala aktivitas kehidupannya. Kebutuhan akan ilmu ini (baik kualitasnya maupun kuantitasnya) akan semakin meningkat tatkala seorang muslim telah memilih dakwah sebagai jalan kehidupannya.

Kekosongan akal dan hati seseorang akan ilmu dan kefahaman ini merupakan salah satu induk berbagai penyakit ruhiyah (syubhat, syahwat, futur, dll). Karena itu pemuda da’i harus mendidik dirinya untuk terus-menerus belajar.

* Jika para da’i membaca lebih banyak, maka mereka akan memimpin umat Islam
* Jika umat Islam membaca lebih banyak lagi, maka ini akan memimpin peradaban umat manusia.
* Saat ini : orang-orang Barat banyak membaca, sedang umat Islam sedikit membaca !

Maraji’

Imam Nawawy, Riadhus Shalihin

Andrias Harefa, Menjadi Manusia Pembelajar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons